Mohon tunggu...
Abid Muaffan
Abid Muaffan Mohon Tunggu... -

Menulis apa yang terlintas di atas pikiran

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tawakkal dan Ikhlas ala D-I (Dahlan Iskan - Imam Suprayogo)

21 Mei 2014   14:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14006803051242519640


Membicarakan dua tokoh ini begitu mengharukan sebenarnya untuk dikupas. Duo pendekar negeri dari dua sis penting, pendidikan dan perekenomian. Dua sosok yang begitu visoner dan tegas dalam membangun negeri ini. Dua tokoh low profile yang saat ini sedang diterpa cobaan maha berat yang mungkin kita sulit tuk tabah menerimanya. Dua pendekar yang begitu menginspirasiku di akhir pekan kemarin dan alhamdullah Allah SWT mempertemukanku dengan keduanya dalam kurun 3 hari (Jum'at-Ahad)

Prof. Imam, begitulah akrab disapa. Seorang yang begitu besar jasanya membangun kampus kudiami saat ini. Sosok yang tak terhitung titik keringatnya membesarkan almamater ini. Sosok yang merelakan gajinya selama 16 tahun memimpin kampus ini tuk ditasarufkan bagi kemasalahatan kampus Ulul Albab ini. Sosok yang menginspirasi manusia yang berhati nurani.

Meski saat ini ku masih menempuh studi di tahun pertama, diriku tidak sempat merasakan hawa leadhership-nya secara langsung, tetapi secara kasat mata sangat terasa aura kepemimpianan Guru besar Ilmu Sosiologi Agama ini dengan memandang kemegahan dan kemajuan kampus terbaik PTAIN se-Indonesia menurut Webometric ini.

Alhamdulillah Jum'at (19/05) Allah mempertemukan kami di kediaman beliau di Desa Tunggul Wulung, Lowokwaru, Kota Malang. Sempat kikuk ketika pertama berjumpa beliau yang awalnya bermaksud tuk meminta izin tuk menempati kediaman beliau sebagai tuan rumah dalam pengajian mingguan kami. Tak dinyana sambutan begitu surprise bagi seorang mahasiswa yang belum segenap setahun berkecimpung di kampus ini. Sambutan yang begitu mengena bagai teman yang telah kenal lama.

Kami sempat berdialog dengan beliau selama hampir 2 jam lamanya. Pria asli Kota Trenggalek ini memulai pembicaraan seputar fitnah benar yang menerpanya. Tindakan keji yang dihembuskan oknum yang tak menghendaki kemajuan pendidikan di negeri ini. Diskusi kami ini bisa anda simak di catatan kecilku di (https://www.facebook.com/photo.php?fbid=768550189845284&set=a.141957165837926.21884.100000709311432&type=1&ref=notif¬if_t=like).

Menyelami hakikat tawakkal dari beliau yang begitu tenang menghadapinya. Memasrahkan pada Sang Pencipta atas cobaan ini. Belajar ikhlas menerima hasudan menyakitkan ini. Karena yakin bahwa Allah-lah yang akan membuka tabir akan kebenaran ini. Bahkan jangan dipenjara dibunuh pun mau demi menegakkan kebenaran di muka bumi ini.

Kemudian belajar kepada sosok yang menginsiprasi dalam 3 tahun ini. Sosok SANTRI yang tak kenal lelah membangun negeri ini. Tokoh yang tak mengharapkan imbalan materi dari negeri ini. Seseorang yang begitu ikhlas memperbaiki bangsa ini. Beliaulah Dahlan Iskan, Menteri BUMN yang alhamdulillah Sang Khalik kembali mempertemukan kali tuk kesekian kalinya. Dan pertemuan terakhir kemarin Sabtu begitu mengharukan. Bisa berjumpa langsung dengan begitu dekat dalam seminar di kampus Universitas Brawijaya, di iringan patwal menuju Stasiun Kota Baru Malang, di satu rangkaian gerbong KA Bima menuju Stasiun Gubeng kota Surabaya dan Satu mobil di perjalanan menuju kediamannya di Ketintang, Surabaya. "Selengkapnya bisa anda simak di diaryku di (http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/05/21/sehari-bersama-dahlan-iskan-658623.html)

Memahami arti tawakkal dari beliau yang sukses meraih jawara Konvensi Partai Demokrat dengan kemenangan mutlak. Sebuah ajang tuk mencari sosok tuk memimpin negeri ini 5 tahun mendatang. Sebuah pertaruhan sebagai ikhtiar memilih sosok terbaik tuk menjadi komando bangsa ini.

Tapi kenyataan pahit harus beliau terima dan juga kami sebgai relawan yang tak kenal lelah tanpa sepeserpun upah, mendukung beliau tuk menjadi pemipin negeri di Pemilihan Presiden tahun ini. Kenyataan bahwa belaiu hanya bagian dari parodi politik busuk negeri ini. Sebuah mutiara yang harus terasingkan karena ambisi penguasa bangsa ini dan ketakutan atas kebersihan hati beliau dalam membereskan korupsi di partai penguasa ini.

Menyimak arti keiklhasan hidup yang hanya titipan ini. Dan hanya takdirlah yang menentukan semua hal setelah dibarengi dengan ikhtiar dhohir bathin.
Terharu membaca himbauan beliau kepada kami hari ini:

"Saya minta maaf tidak bisa menjadi Capres/Cawapres yg kita inginkan. Tapi saya akan selalu terkenang dan terkesan akan perjuangan kita bersama".

"Sebenar-benar relawan karena tidak ada urusan logistik dan dana dari saya untuk Anda."

"Kita baiknya kembali ke bidang pengabdian masing2, karena negara ini memerlukan pengabdian di segala bidang."

"Kita akan tetap satu: satu tujuan demi Indonesia!"

"Dunia terus berputar, matahari terus terbit dari timur dan alam akan mengatur isinya dengan ketentuannya yang terbaik."

Semoga inspirasi akan nilai keikhlasan tawwakal dan ikhlas dalam merasuki relung jiwa kotor ini. Dan menjadi motivasi tuk mengarungi dunia ini dengan ikhtiar tinggi dan semangat tuk mengabdi pada Illahi dan bangsa ini.

~Coretan Amatir tanpa Edit~

Latar Depan Fakultas Humaniora, 19/05/2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun