Mohon tunggu...
Muadz
Muadz Mohon Tunggu... -

Hanya setitik nuktoh di tubuh bumi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ambillah yang Baik, Buanglah yang Buruk

28 September 2016   20:47 Diperbarui: 28 September 2016   20:50 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.sharplinkstaffing.com

Setiap manusia pasti memerlukan sosok teladan untuk mereka. Tidak menutup kemungkinan bahwa para politikus di negeri ini bisa menjadi panutan bagi rakyatnya. Maka dari pada itu, sosok pemimpin negeri ini harus lebih siap dalam membangun moral dirinya terlebih dahulu sebelum ia menjadi figur masyarakat.

Kasus yang menerpa Irman Gusman menjadi tamparan bagi seluruh masyarakat negeri ini. Khususnya, kasus tersebut menjadi gempar di tanah kelahirannya yaitu Padang. Irman Gusman menjabat Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, periode 2014-2019. Sosok Irman Gusman yang terkenal baik ternyata tertimpa sebuah kasus korupsi dan suap seniai 100 juta. Dengan segudang prestasi yang ia torehkan untuk negeri ini ternyata ia adalah penerima uang suap. Namun sosok yang begitu baik dan jauh dari kata kejahatan tidak mungkin melakukan korupsi.

“Jarak antara Irman dan kejahatan itu jauh sekali. Sangat jauh,” terang Fahri Hamzah.

“Sampai sekarang pergaulan beliau luas. Maka saya heran dituduh korupsi 100 juta,” tambahnya.

Fahri merasakan adanya tidak adilan, adanya oknum yang berusaha menjatuhkan Irman. Karena sangat rentan orang seperti Irman dirusak seperti itu. Fahri mendoakan Irman agar senantiasa kuat dan berani membela diri.

Tidak bisa dipungkiri, sosok yang menjadi panutan masyarakat bisa saja melakukan kesalahan. Namun, kita sebagai individu yang cerdas harus mengambil sebuah hikmah dari sosok Irman Gusman. Kita harus bisa mengambil sisi positif dari apa yang beliau kerjakan.

Berkaca pada masa lalu juga, saat zaman orde ada sosok pemimpin yang sangat tegas terhadap peratiuran Dengan program swasembada pangannya, Presiden Suharto mencoba membangun Indonesia dengan kekuatan agraris. Karena memang, Indonesia mampu untuk melakukan itu. Ekonomi di Indonesia sukses dan mengalami masa jaya. Rasa nasionalisme tumbuh dalam jiwa raga masyarakat Indonesia. Dan saat itu pula Indonesia merasakan kemakmuran serta kedamaiaan ketika rezim Suharto menguasai. 

Tetapi, disisi lain, sosok Suharto juga dikenal dengan kasus semaraknya KKN (korupsi, kolusi, nepotisme). Banyak yang sakit hati terhadap pemerintahan beliau. Masyarakat tidak boleh mengkritik pemerintah dan saat itu, hanya Suharto lah yang berkuasa. Tidak boleh ada oposisi atas dirinya. Namun tidak bisa dipungkiri, sampai sekarang kita juga masih merasakan kebaikan dan kerja-kerja yang dilakukan Presiden Suharto. 

Dari semua itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa membaca apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Kemanakah bangsa ini akan dibawa.

Sebelum itu, generasi penerus bangsa harus menempatkan moral yang baik didepan dirinya sebelum terjun ke kancah perpolitikan. Moral serta akhlak yang baik adalah modal utama untuk bisa maju terhadap tantangan di kedepannya. Karena saat ia telah terjun ke dunia politik ia harus siap diijadikan panutan bagi masyarakat. Setelah modal moral terpenuhi, kita juga harus mempunyai kapasitas diri. Harus paham dimana kita ditempatkan dan harus paham pula apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh bangsa ini.

Dan kini saat nya kita harus bergerak. Bergerak untuk melakukan perubahan. Menjadi pelurus serta pencetus untuk memajukan nasib bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun