Mohon tunggu...
mt jamiluddin tampubolon
mt jamiluddin tampubolon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hobi:Sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

menghidupkan kembali nilai-nilai saleh di tengah arus globalisasi"

12 Desember 2024   15:59 Diperbarui: 12 Desember 2024   15:59 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

mengandung pesan penting tentang bagaimana masyarakat dapat menjaga dan mempraktikkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari meskipun dihadapkan pada tantangan era globalisasi. Berikut penjelasannya:

Makna Nilai-Nilai Saleh

Nilai-nilai saleh merujuk pada prinsip-prinsip moral, etika, dan religius yang menjadi dasar kehidupan manusia yang beradab. Nilai ini mencakup kejujuran, kebaikan, kesederhanaan, tanggung jawab, solidaritas, dan rasa hormat kepada sesama manusia serta lingkungan.

Tantangan Globalisasi

Globalisasi membawa perubahan besar, seperti kemajuan teknologi, keterbukaan budaya, dan interaksi lintas bangsa yang intensif. Meskipun menawarkan banyak manfaat, globalisasi juga dapat memunculkan tantangan, seperti pengikisan identitas budaya, peningkatan materialisme, dan penurunan nilai-nilai moral.

Relevansi Nilai Saleh di Era Globalisasi

Pondasi Moral: Nilai-nilai saleh menjadi pedoman dalam menghadapi godaan materialisme dan individualisme.

Penjaga Identitas: Nilai-nilai ini membantu mempertahankan karakter

Kemalikussalehan: Pilar Utama Menuju Kehidupan yang Berkah dan Bermakna

Kemalikussalehan adalah cerminan integrasi iman, akhlak, dan perbuatan baik dalam kehidupan seorang individu. Ia tidak hanya mengacu pada kesalehan pribadi, tetapi juga meluas menjadi kesalehan sosial, yang berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, kemalikussalehan dapat dipandang sebagai fondasi penting dalam membangun peradaban yang harmonis.

Namun, dalam realitas modern, kita menyaksikan kemerosotan nilai-nilai moral di berbagai lapisan masyarakat. Fenomena seperti korupsi, hedonisme, dan ketidakpedulian sosial menjadi tantangan serius bagi generasi masa kini. Banyak yang terjebak dalam arus materialisme tanpa menyadari pentingnya membangun hubungan yang saleh dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta.

Kemalikussalehan menuntut keseimbangan antara dimensi spiritual dan sosial. Dalam Islam, misalnya, seseorang tidak cukup hanya menjadi pribadi yang rajin beribadah, tetapi juga harus memiliki kontribusi nyata dalam menciptakan kebaikan di lingkungan sekitarnya. Konsep amar ma'ruf nahi munkar mengajarkan bahwa seorang yang saleh harus aktif mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Selain itu, kemalikussalehan juga relevan dalam menjawab tantangan globalisasi. Nilai-nilai saleh menjadi pegangan moral untuk menghadapi pengaruh budaya asing yang seringkali bertentangan dengan prinsip-prinsip lokal. Dengan mempraktikkan kemalikussalehan, seseorang dapat menjadi agen perubahan yang membawa keberkahan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat luas.

Penerapan kemalikussalehan memerlukan langkah konkret, seperti membangun pendidikan karakter berbasis agama, menumbuhkan kesadaran sosial, serta menghidupkan kembali tradisi gotong royong dan solidaritas. Dengan demikian, kemalikussalehan bukan hanya menjadi konsep teoritis, tetapi juga panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang penuh arti.

Pada akhirnya, kemalikussalehan adalah jalan menuju kehidupan yang berkah, damai, dan bermartabat. Dengan menumbuhkan nilai-nilai ini dalam diri dan masyarakat, kita tidak hanya memperbaiki kehidupan dunia, tetapi juga mempersiapkan bekal menuju kehidupan akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun