Setelah menulis cerita, para siswa melakukan presentasi terkait tugas-tugas yang telah dikerjakan selama kegiatan P5RA. Mereka menyampaikan hasil penelitian, poster kampanye anti-perundungan, dan cerita pengalaman yang telah ditulis. Presentasi ini tidak hanya sebagai ajang berbagi, tetapi juga sebagai wadah untuk saling belajar dan menyadari pentingnya empati dan kepedulian terhadap sesama.
Kegiatan P5RA ini ditutup dengan sesi refleksi, di mana siswa diajak untuk merenungkan apa yang telah mereka pelajari selama empat hari tersebut. Sesi refleksi ini dipimpin oleh guru BK, Bapak Anditya, yang mengajak siswa untuk selalu berani melawan segala bentuk perundungan dan menjadi agen perubahan di sekolah.
Dengan terlaksananya kegiatan P5RA ini, diharapkan siswa MTs Al-Hadi II semakin menyadari pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan. Kegiatan ini juga menjadi salah satu langkah konkret dalam membentuk karakter siswa yang peduli, empatik, dan bertanggung jawab, sejalan dengan profil Pelajar Pancasila.
Kepala Madrasah MTs Al-Hadi II menutup kegiatan dengan pesan penuh harapan, "Kalian adalah generasi penerus yang akan membentuk masa depan. Jadikan sekolah ini tempat yang aman bagi semua, di mana tidak ada lagi perundungan, hanya ada kepedulian dan kasih sayang."Â
(DSL)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H