Satu Langkah..
Kemudian hidup berubah..
Kau dan aku.. sekarang sebut saja kita..
Tapi..
Kita berbeda..
Aku suka yang berwarna..
Kau suka hitam dan putih..
Aku suka menatap luasnya langit biru..
Kau suka menatap lurusnya jalan yang mulus beraspal..
Tapi..
Aku tidak akan bisa menatap langit..
Jika tidak ada jalanan beraspal yang kau titi..
Kau tidak akan bisa berdiri di atasnya
Jika tak langit yang menaungi..
Kita memang dua insan yang berbeda..
Tapi bisakah kita saling melengkapi..
Biarlah sesekali aku hanya berdiri saja di atas jalan beraspalmu
Dan sesekali, cobalah kau menatap langit biru..
Bayangkan kau juga bisa seperti burung yang terbang di sana..
Aku ingin kita bertahan..
Aku ingin kesabaran bisa membuahkan hasilnya..
Aku ingin satu langkah kita saat itu
Adalah langkah-langkah selanjutnya..
Yang membawa kita sampai di tujuan kita..
Karena itu kumohon melangkahlah..
Walaupun jalan itu terjal..
Walaupun kita harus mencari jalan lain jika kita menemui jalan buntu..
Mereka bilang banyak jalan menuju Roma..
Lalu mengapa kita harus takut menapaki jalan-jalan itu?
Percayalah.. selama jalan-jalan itu adalah jalan yang baik..
Kita akan sampai pada tujuan.. mimpi kita..
Dengan dibimbing keridhoan dan cinta Yang Maha Esa..
Kau, teruslah melangkah.. aku disampingmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H