Mohon tunggu...
Politik

Buka Dulu Topengmu, Sudirman Said! (II)

19 November 2015   20:30 Diperbarui: 22 November 2015   13:55 81320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buka Dulu Topengmu, Sudirman Said! (I)

Buka Dulu Topengmu, Sudirman Said (III)

Dirman: Bermula dari Pertamina

Semua kisah tentang Dirman bermula di Pertamina. Endriartono Sutarto, mantan Panglima TNI Era SBY, yang menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina, (sempat punya hubungan “manis” dengan Rini Sumarno), merupakan sosok penting yang membawa Dirman ke Pertamina. Endriartono menitipkan Dirman ke Ari Sumarno, Dirut Pertamina kala itu. Oleh Ari, Dirman dijadikan staf ahli Dirut, dan selanjutnya diberi tugas sebagai Senior Vice President (SVP) untuk Integrated Supply Chain (ISC). Endriartono menenteng Dirman ke Pertamina karena kecerdikan Dirman mengambil hatinya ketika masih jadi Tim Penataan Unit Bisnis TNI. Satu paket dengan Dirman adalah Karen Agustiawan (sosok yang pada akhirnya menggantikan Ari sebagai Dirut) dan Widhyawan Prawiraatmadja (saat ini Staf Ahli Menteri ESDM).

Pasca Endriartono, Ari Sumarno adalah sosok utama yang mengisi hari-hari Dirman selanjutnya. Tak terlalu lama bagi Dirman untuk merajut hubungan batin dan bisnis dengan Ari. Siapa sesungguhnya Ari dan apa peran Ari bagi Dirman? Ari Sumarno merupakan pegawai karir di Pertamina yang mengawali kerjanya di bagian pengolahan. Karirnya sesungguhnya sudah tamat pada awal 1990-an, ketikadia terbukti melakukan penyimpangan dalam pembangunan Kilang LNG Bontang. (Baca: http://finance.detik.com/read/2006/03/08/195905/555082/4/ari-soemarno-dirut-pertamina-yang-pernah-terpinggirkan dan http://www.jokowinomics.com/2015/06/24/opini/kejahatan-ekonomi-ari-soemarno/). Jabatan Ari diturunkan dan tidak diberikan kewenangan apapun. Namun, karena kelihaiannya, kartunya selalu hidup.

Pasca reformasi, Ari dipromosikan menjadi Presiden Direktur Petral Singapura, perusahaan yang menjadi trading arms Pertamina dalam memasok minyak mentah dan BBM untuk kebutuhan dalam negeri. Saat Ari Sumarno menjabat Presdir Petral, ada dua sosok penting yang membantunya: yaitu Hanung Budya (terakhir menjabat selaku Direktur Pemasaran Pertamina) dan Daniel Purba (saat ini menjabat SPV dari ISC). Tapak-tapak mafia Ari di sektor migas mulai dilangkahkan di Petral ini.

Petral adalah pintu masuk bagi para mafia migas mengejar rente ekonomi Republik ini. Di era keemasan Orde Baru, Petral menggandeng Permindo (milik Bob Hasan dan Bambang Trihatmodjo Soeharto) untuk bersama mencari rente ekonomi. Di balik Permindo, ada sosok God Father yang memegang kendali kunci yang mengatur semua rantai bisnis pasokan minyak mentah dan BBM ke Indonesia. Dia adalah NASRAT MUZAYYIN. (http://concordenergygroup.com/about-us/our-people/knowledge-base/). Cukong migas pemegang paspor Libanon ini adalah tokoh sentral tersembunyi yang menjadi GURU BESAR dari semua para mafia migas di Indonesia, termasuk Dirman! Tak banyak kalangan yang bisa mengendus sosok satu ini.

Runtuhnya Orde Baru bukan berarti kiamat bagi Nasrat. Pengalaman dan kepiawaiannya menelusuri seluk beluk bisnis migas mengantarkan salah satu anak didiknya, Ari, ketampuk puncak kendali Petral. Selang beberapa waktukemudian, Muhammad Reza Chalid/ the Legend, salah satu murid Nasrat lainnya, diberi akses luas Purnomo Yusgiantoro (waktu itu Menteri ESDM) untuk masuk dan “belajar” di Petral, sekaligus berkongsi dengan Ari. Kekosongan Permindo, diisi oleh Reza dengan dukungan penuh Ari dan Nasrat. Di fase inilah seorang Reza yang masih lugu dengan bisnis minyak dibimbing dan digembleng oleh Nasrat, Sang Guru Besar. Hubungan mesra empat serangkai ini, Nasrat-Purnomo-Ari-Reza, berjalan terus dan mulus selama beberapa tahun. Sampai pada satu titik, sang Guru Besar, Nasrat, merasa murid utamanya, Reza, mulai menggangu dan mengusik area nyaman yang selama ini ia nikmati di Petral dan Pertamina. Reza, adalah murid yang cerdik dan lihai, yang menyalip gurunya, Nasrat.

Ari hanya kurang dari 3 tahun di Petral. Pada tahun 2004, dia dipromosikan menjadi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina. Posisinya di Petral digantikan oleh Hanung Budya dan posisi Hanung selaku VP digantikan oleh Daniel Purba. Kedua nama terakhir inilah yang menjadi operator dari Reza dalam melebarkan bisnis pengadaan minyak mentah dan BBM dalam negeri. Di waktu bersamaan, Sang Guru Besar, Nasrat, pelan tapi pasti tersingkir dari gelanggang permainan, hingga akhirnya, Reza mengambil alih kendali. Merasa bahwa Reza makin kuat dan berkuasa, Nasrat komplain ke Ari. Hubungan keduannya renggang. Melalui Purnomo Yusgiantoro, waktu itu, terumuskanlah satu formula kesepakatan antara sang Guru dan muridnya, dalam bisnis pengadaan minyak mentah dan BBM Pertamina. Nasrat, karena sudah kenyang puluhan tahun mendapat porsi 30%, dan Reza memegang 50% dari total pasokan yang dibutuhkan. 20% sisanya dibagi-bagi untuk akomodasi pihak lain.

Perdamaian bisnis ini adalah jalan emas bagi Ari Sumarno sebagai pebisnis. Karena loyalitasnya selama ini pada Nasrat, Ari mendapatjatah saham 35% di Concord Energy, milik Nasrat (http://concordenergygroup.com/about-us/our-people/knowledge-base/). Ari lantas mendudukkan puteranya, Yuri Soemarno, sebagai salah satu Direktur di Concord Energy. Lewat bendera Concord, Ari mulai gagah dalam dunia bisnis migas, dan secara pelan berani mengurangi porsi Reza. Kompetisi bisnis Reza dan Ari dimulai! Dari yang semula bertindak sebagai tandem bisnis dan sahabat, Ari berbalik menjadi orang terdepanyang berhasrat mengubur Reza dan kerajaan bisnisnya.

Melalui back up Concord Energy dan kolaborasi dengan sang Guru Besar, Ari lantas diangkat sebagai Dirut Pertamina, pada tahun 2008. Di Pertamina era Ari, muncul tiga aktor migas baru yang langsung berkoordinasi ke Ari, yaitu Dirman, Widhyawan Prawiraatmadja, dan Karen Agustiawan. Tiga sosok baru itu memperkuat Ari sehingga dirinya tambah yakin bisa melumat Reza dengan Petralnya. Skenarionya, Ari bakal mendorong Concord Energy sebagai pengganti Petral via PT Pertamina Integrated Supply Chain (ISC Pertamina), dengan pola transasi belakang layar sebagai business arranger. Ari konsisten membabat Reza dan membuka jalan seluas-luasnya bagi gurunya, Nasrat, untuk kembali menguasai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun