Wisata alamnya sangat variatif. Mulai dari wisata gunung (Pusukbuhit), bukit (Holbung, Sibeabea, Beta), lembah persawahan (Limbong-Sagala, Harian, Bonandolok, Simbolon), air terjun (Efrata, Sitapigagan), padang sabana (Sidihoni, Aek Natonang), pantai danau (Parbaba, Batuhoda, Waterfront Pangururan), sampai wisata terusan pembentuk Pulau Samosir (Tanoponggol).
Rentang wisata budaya juga luas. Mulai dari wisata budaya megalitikum (Sarkofagus Tomok, Batu Persidangan Siallagan, Megalit Pagarbatu), kampung asli (Sianjurmulamula, Tomok, Siallagan, Lumban Suhi-suhi) sampai seni pertunjukan Gondang Bolon dan kerajinan tenun ulos Batak. Tak lupa juga budaya makan berupa kuliner khas seperti arsik (ikan), naniura (ikan), natinombur (ikan), napinadar (ayam), saksang (babi).
Kekayaan biologis atau hayati Samosir juga tak kalah penting. Kebun andaliman, kopi, dan mangga khas Kaldera Toba tersebar di sana. Begitupun hewan endemik Toba yaitu ihan Batak dan kambing panorusan samosir. Kambing samosir berwarna putih total ini memang endemik Samosir, hanya ada di daerah itu.Â
Obyek wisata religi juga menjadi keunggulan Samosir. Sejumlah situs agama asli di Pusukbuhit, semisal Batu Hobon, Batu Sawan, dan Batu Partonggoan, adalah loka wisata religi bagi penganut Ugamo Malim, religi asli Batak.
Untuk umat Katolik ada Gua Maria Nagok Asi di Palipi dan Gua Maria Pulau Tulas Siboro. Terbaru, untuk semua umat Kristen, ada Patung Yesus Sibeabea -- tertinggi (61 m) di dunia.
Secara keseluruhan destinasi wisata tersebut merepresentasikan sejarah, geologi, biologi (hayati) , dan budaya Kaldera Toba. Atau dengan kata lain memberi gambaran utuh tentang ekologi manusia Batak Kaldera Toba.
Hasahatan
Paparan di atas menegaskan posisi Samosir sebagai jantung, sentrum Kaldera Toba. Maknanya bukan saja Samosir merupakan kiblat dari delapan penjuru kawasan Kaldera Toba.
Tetapi juga unsur-unsur pokok ekologi manusia Batak lengkap ada di sana. Mulai dari situs cikal-bakal etnis Batak, jejak geografis dua belahan genealogis Batak, jejak utama geologis supervolcano Gunung Toba, serta warisan sejarah dan keragaman geologis, biologis, dan budaya Batak.Â
Semua itu menjadikan Samosir sebagai representasi terbaik untuk Kaldera Toba. Sehingga, dalam konteks wisata, seseorang tidak sah berkunjung ke Kaldera Toba bila tak menjelajah Samosir. Sebaliknya seseorang cukup datang ke Samosir saja dan dengan itu dia boleh mengaku telah menjelajahi Kaldera Toba.
Masalahnya, potensi wisata Samosir yang sedemikan dahsyat itu belum digarap dan dikembangkan secara terpadu. Satu dan lain obyek atau destinasi wisata itu tumbuh dan dikembangkan secara terpisah-pisah tanpa narasi ( story telling) pengikat.Â