"Setan selalu ada di dalam saku kita. Apakah Anda percaya?" -Paus Fransiskus, Katedral Jakarta, 4 September 2024
"Ya, aku percaya."
Aku tak menemukan satu alasan pun untuk tak percaya pada ucapan Bapa Paus Fransiskus itu. Aku percaya dalam arti yakin secara imani. Sebab indraku tak mampu mencandra faktanya.
Ucapan itu, dengan nada jenaka, diujarkan Bapa Paus saat memberi siraman rohani kepada para uskup, pastor, bruder, suster, dan seminaris di Gereja Katedral Jakarta pada hari Rabu, 4 September 2024.
Bapa Suci Fransiskus menyampaikannya dalam bahasa Italia. Karena tak mengerti, mayoritas hadirin baru tergelak setelah Pastor Markus Solo, SVD menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Â Tawa yang telat itu dibalas Paus pula dengan tawa geli.Â
Kendati dalam nada canda, ucapan Paus itu mengandung makna yang mendalam. Juga memiliki relevansi kuat dengan konteks sosial Indonesia hari ini.
"Kamu tau apa yang memecah belah? Semua itu adalah kerja setan. Jadi berhati-hatilah." Bapa Paus menambahkan pada bagian lain wejangannya.
Paus sedang berbicara tentang belarasa. Salah satu dari tiga nilai perdamaian, yaitu iman (faith), persaudaraan (fraternity), dan belarasa (compassion) yang diusung Paus dalam  lawatan apostoliknya ke Indonesia. Â
Tiga nilai itu semacam tritunggal nilai pedoman hidup. Â Iman tampak dari buahnya yaitu persaudaraan. Â Persaudaraan sejati tampak dari buahnya pula yaitu belarasa.Â
Implikasinya sederhana. Tidak pantas aku mengaku beriman tapi tak menerima sesamaku sebagai saudara dan, dengan demikian, menolak berbagi dengan mereka. Â Â