Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mie Gomak Itu Bukan Spageti Batak

8 Mei 2024   08:35 Diperbarui: 9 Mei 2024   16:21 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangkok mie gomak sedang disiapkan pewarung di Onan Balige, Toba (Foto: Tangkapan layar TikTok @Darve Family, "Mie Gomak Ma' Renny")

Itu kalau mie gomak kuah.

Kalau mie gomak goreng, ya, tumis dulu bumbu andaliman dan teman-temannya. Setelah wangi, cemplungkan sanggomak mie yang sudah direbus. Bolak-balik sampai bumbu tercampur. Lalu angkat, sajikan di atas piring.

Cara gomak dalam penyajian mie Batak itu menjamin dua hal.

Pertama, menjamin porsi semangkok mie gomak sesuai dengan harapan pelanggan. Sebab takaran sanggomak itu sudah menjadi kesepakatan dalam masyarakat Batak. Beda-beda sikit sesuai variasi ukuran telapak dan jemari tangan tak apalah.

Kedua, menjamin rasa enak, nikmat, yang timbul sebagai dampak psikis penyajian makanan langsung dengan tangan. Ada rasa kedekatan, keakraban, penjual manggomak mie dari panci besar, menaruhnya dalam mangkok, mengguyurkan kuahnya, lalu menyajikannya ke hadapan pelanggan. 

Itu rasanya seperti kamu disaji makanan langsung dari tangan ibu atau nenek yang mengasihimu. Kuncinya di situ "menyajikan dengan kasih", khas orang Batak tentu saja, maka langsung enak.

Tentu kemudian hari orang Batak kota -- yang merasa modern -- mulai menggugat higienitas cara saji gomak itu. Baiklah, kini ada sarug tangan plastik. Lalu penjaja mie gomak kini manggomak pakai sarung tangan plastik. Mau protes apa lagi?

Filosofi eksistensi mie gomak itu bagaimanapun, kalau merujuk Rene Descartes, adalah "aku digomak maka aku enak". 

Jadi kalau kamu pergi melancong ke Kaldera Toba, lalu memesan semangkok mie gomak di kedai, kamu sepantasnya meragukan rasa enaknya jika tak disajikan dengan cara manggomak.

Sekali lagi ingatlah filosofi eksistensi mie gomak, kuliner mie asli Batak: "Aku digomak maka aku enak." (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun