Senin awal minggu ini (11/3/2024) seorang kawan masa SMP, Pastor Hen meneleponku. Itulah komunikasi verbal pertama antara kami berdua, setelah 4 minggu tergabung dalam satu WAG, dan setelah 48 tahun terpisah oleh ruang sosial dan geografis.
Kami berpisah tahun 1976, tepat pada akhir tahun ajaran SMP Seminari Menengah Christus Sacerdos (SMCS), Pematang Siantar. Aku dikeluarkan dari seminari dengan alasan "kebahagiaanku ada di luar biara". Dia lanjut dan kemudian menjadi satu dari empat orang yang terpilih menjadi pastor dari angkatan kami.
Kini kawanku itu kembali lagi ke SMCS Siantar. Bukan untuk belajar lagi, tapi untuk membimbing para remaja calon pastor di sekolah itu.
"Hari ini libur Hari Raya Nyepi. Guru-guru pergi keliling Samosir. Anak-anak long march" Pastor Hen berkabar.Â
"Bah, masih ada juga kegiatan long march itu? Baik sekali itu," tanggapku.
"Masih. Tadi malam ada satu kelas yang jalan ke Parapat."
"Ah, seperti kita dulu, ya, Pastor Hen."
Pikiranku langsung melayang jauh mundur ke tahun 1975. Waktu itu kelas kami, Secunda atau kelas 2 SMP, menjalani kegiatan long march dari Siantar ke Parapat.
Kenangan tertayang seperti sebuah film di layar ingatanku.