Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyigi Potensi Wisata Rohani di Kaldera Toba

2 Maret 2024   10:14 Diperbarui: 2 Maret 2024   14:49 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umat Ugamo Malim berdoa bersama dengan iringan Gondang Bolon dalam upacara Pameleon Bolon Sipahalima tahun 2017 di Hutatinggi Laguboti Toba(Foto: Jones Gultom via medanbisnisdaily.com)
Umat Ugamo Malim berdoa bersama dengan iringan Gondang Bolon dalam upacara Pameleon Bolon Sipahalima tahun 2017 di Hutatinggi Laguboti Toba(Foto: Jones Gultom via medanbisnisdaily.com)

Pameleon Bolon Sipahalima

Pameleon Bolon Sipahalima adalah ritual peribadatan terbesar dalam Ugamo Malim. Ritual ini dimaksudkan sebagai pernyataan syukur selepas panen besar kepada Mulajadi Nabolon. Ritual ini dilaksanskan pada bulan kelima penanggalan Batak, antara bulan Juni-Juli penanggalan Masehi.

Seperti pada ritual mandudu, gondang bolon Batak juga terintegrasi pada Sipahalima, sebagai inti tonggo, doa umat Ugamo Malim kepada Mulajadi Nabolon. Doa dengan intensi ucapan syukur sekaligus pemulihan relasi vertikal dengan Pencipta Agung.

Pelaksanaan ritual Sipahalima dipusatkan di Bale Pasogit, Hutatinggi Laguboti, Toba. Umat Parugamo Malim (Parmalim) sedunia -- diperkirakan jumlahnya 6,000 orang -- hadir untuk ritual berjamaah di sana. Dipimpin Ihutan Bolon, Panutan Utama, mereka mohon ampun, memuji, dan bersyukur kepada Mulajadi Nabolon atas berkah-Nya -- hasil tani melimpah dan ternak beranak-pinak.

Rasa syukur diwujudkan dalam rupa pelean bolon, persembahan besar berupa lombu sitio-tio serta aneka hasil bumi dan ternak. Lombu sitio-tio dalam prakteknya adalah kerbau jantan siopat pusoran sitingko tanduk, pusarannya empat dan tanduknya agak lengkung ke atas. Itu seperti kerbau kurban pada ritual mandudu.

Pada upacara Sipahalima itu gondang bolon sungguh dipanggungkan sebagai tonggo-tonggo, doa kepada Mulajadi Nabolon serta kepada para dewata yang "membumi" (Deang Parujar, Saniangnaga, Padohaniaji) dan para Malim ni Debata, utusan Dewata (Raja Uti, Tuhan Simarimbulubosi, Sisingamangaraja, Nasiakbagi).

Tonggo-tonggo berupa musik gondang itu secara keseluruhan disebut Gondang Sipitu -- ada 7 repertoar inti. Setelah gondang tersebut digelar, barulah penyampaian pelean bolon dapat dilakukan yaitu berupa prosesi mangalahat horbo, seperti pada ritual mandudu.

Ritual atau upacara Pameleon Bolon Sipahalima sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda (2016) di Kemdikbudristek. Upacara ini juga sudah menjadi kegiatan resmi tahunan yang dipromosikan pemerintah sebagai wisata budaya atau rohani. Setiap orang boleh hadir mengkuti atau menyaksikan jalannya ritual tersebut di Hutatinggi.

Patung Yesus di puncak Bukit Sibea-bea, Harianboho, Samosir (Foto: MU/dok/BatakNesiaChanel)
Patung Yesus di puncak Bukit Sibea-bea, Harianboho, Samosir (Foto: MU/dok/BatakNesiaChanel)
Dari Salib Kasih ke Patung Yesus di Sibea-bea Kaldera Toba 

Satu-satunya destinasi wisata rohani Kristiani yang terbilang paling ramai dikunjungi di Tanah Batak, khususnya pada masa Natal dan Tahun Baru, adalah Salib Kasih. Dibangun Pemda Taput tahun 1993, tetengernya adalah salib putih ukuran raksasa (31 m) tegak berdiri di Bukit Siatasbarita, Tarutung. 

Lokasi Salib Kasih mengambil titik petilasan Pendeta I.L. Nommensen, zending RMG Jerman. Saat hendak memasuki Silindung tahun 1863, dia berhenti di situ, menatap hamparan lembah indah di bawahnya, seakan melihat "Tanah Terjanji".

Pengunjung datang ke Salib Kasih untuk berdoa, sambil mengenang pengabdian Nommensen, Apostel Batak itu. Di sana disediakan rumah-rumah doa untuk tempat doa secara berkelompok. Setelah berdoa, bisa menikmati panorama Rura (Lembah) Silindung yang permai di bawah sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun