Lumbangorat itulah cikal-bakal bius Baligeraja, kelak berada di bawah mependa-rajaan Sisingamangaraja. Baligeraja kini menjadi kota Balige, ibukota Kabupaten Toba. Lumbangorat sendiri, sekitar 3 km arah tenggara Onan (Pasar) Balige, kini menjadi salah satu desa di Kecamatan Balige.
Lama berumahtangga, pasutri Sorbadibanua dan Antingmalela tak juga dikaruniai anak. Seorang dukun kemudian meramal Antingmalela akan hamil dan melahirkan anak hanya setelah  dimadu di usia tua.Â
Tapi tak mudah juga bagi Sorbadibanua menemukan istri kedua, madu bagi Antingmalela. Dalam kegundahan hatinya, Sorbadibanua pergi bertapa ke hutan di kaki barat Dolok Tolong -- sebelah barat Lumbangorat.
Tak dinyana, di tengah hutan itu, Sorbadibanua bertemu dengan seorang perempuan muda cantik. Usut punya usut, perempuan itu ternyata anggota kelompok prajurit  Majapahit yang tersesat ke Dolok Tolong. Menurut hikayat, kelompok itu terpukul mundur oleh prajurit  Tumasik (Singapura sekarang) dari Selat Malaka.Â
Merasa menemukan madu untuk istrinya, Antingmalela, Sorbadibanua kemudian menikah dengan perempuan Majapahit itu. Dia lalu diberi nama Boru Sibasopaet, Putri Majapahit.
Setelah dimadu, Antingmalela benar-benar bisa hamil sampai melahirkan lima orang anak laki-laki. Berturut-turut dinamai Sibagotnipohan, Sipaettua, Silahisabungan, Siraja Oloan, dan Siraja Hutalima.
Kelimanya adalah leluhur kelompok marga-marga Batak berikut:
- Sibagotnipohan: leluhur marga-marga
Tampubolon, Siahaan, Simanjuntak, Hutagaol, Nasution, Panjaitan, Siagian, Silitonga, Sianipar, Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan Pardede. - Sipaettua: leluhur marga-marga
Hutahaean, Hutajulu, Aruan, Sibarani, Sibuea, Pangaribuan, dan Hutapea. - Silahisabungan: leluhur marga-marga
Sihaloho, Situngkir, Sirumasondi, Rumasingap, Depari, Sidabutar, Sidabariba, dan Tambunan. - Siraja Oloan: leluhur marga-marga
Naibaho, Sihotang, Bakara, Sinambela, Sihite, dan Simanullang. - Siraja Hutalima: leluhur marga-marga melahirkan marga Maha, Sambo, dan Pardosi.
Sementara Boru Sibasopaet melahirkan tiga anak laki-laki yaitu Siraja Sumba, Siraja Sobu, dan Toga Naipispos. Ketiganya menjadi leluhur marga-marga Batak berikut:
- Siraja Sumba: leluhur marga-marga
Simamora (termasuk Rambe, Purba, Manalu, Debataraja) dan Sihombing (termasuk Silaban, Lumban Toruan, Nababan, Hutasoit). - Siraja Sobu: leluhur marga-marga Sitompul dan Hasibuan (termasuk Hutabarat, Panggabean, Hutagalung, Hutatoruan, Simorangkir, Hutapea, dan Lumban Tobing).
- Toga Naipospos: Â leluhur marga-marga Marbun (termasuk Lumbanbatu, Banjarnahor, dan Lumbangaol), Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, dan Situmeang.
Pada suatu waktu, Antingmalela dan Sibasopaet berselisih tanpa ujung gara-gara persoalan anak. Konon suatu hari anak-anak Sorbadibanua latihan monsak, pencak. Tanpa sengaja mata Raja Hutalima, anak Antingmalela tertusuk oleh tombak Siraja Sobu.
Karena perselihan tak terlerai lagi, Boru Sibasopaet dan ketiga anaknya kemudian menyingkir ke Lobu Gala-gala, kaki barat Dolok Tolong. Mereka bergabung dengan mantan prajurit Majapahit yang -- atas izin Tuan Sorbadibanua -- bermukim di situ. Sampai sekarang tempat itu tetap disebut Gala-gala. Jalan ke situ dinamai Jalan Gala-gala.
Hal yang sangat menarik dari kisah di atas, jika benar Boru Sibasopaet adalah Putri Majapahit, maka ada tiga kelompok marga Batak yang mewarisi darah Jawa Majapahit dari garis ibu. Mereka adalah orang Batak dari rumpun-rumpun marga Siraja Sumba, Siraja Sobu, dan Toga Naipospos.