Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengenal Tujuh Batu Ternama di Kaldera Toba

7 Februari 2024   08:02 Diperbarui: 8 Februari 2024   01:43 2008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelang senja di Pantai Batuhoda Simanindo, Kaldera Toba (Foto: radoholiday.com)

Menurut legenda lokal, Batu Maranak itu kutukan untuk dua orang remaja kakak-beradik beda jenis kelamin yang terlibat inses. Dikisahkan saat menggembalakan kerbau, kakak laki berhubungan badan dengan adik perempuannya. Hubungan terlarang itu baru ketahuan saat si adik hamil.

Raja-raja adat marah dan mengusir kedua kakak-beradik itu ke luar kampung. Konon mereka pergi ke bukit Batu Maranak sekarang. Beberapa waktu kemudian, warga kampung mencoba menyelidiki keberadaan mereka. Tapi tak ada jejaknya di bukit itu. Warga justru menemukan di situ hamparan bebatuan yang tadinya belum ada. 

Berdasar temuan itu, warga menyimpulkan kedua kakak-beradik dan anak-anaknya tekah dikutuk Mulajadi Nabolon menjadi batu. Konon jumlah batu di bukit itu bertambah tiap tahun. Walau tak ada yang pernah menghitung berapa persis jumlahnya.

Bebatuan itu menjadi tudosan, pengibaratan bagi orang melakukan inses. Nanti pasangan inses akan dikutuk menjadi batu yang beranakkkan batu seperti Batu Maranak itu.

Sejatinya Batu Maranak itu adalah bekuan lava andesit yang pecah-pecah akibat pengerutan saat pendinginan. Bebatuan itu untuk waktu yang lama tertutup oleh debu vulkanik. Karena vegetasinya rerumputan, lapisan debu itu kemudian terkikis oleh air hujan dan angin. Sehingga hamparan batuan itu tersingkap ke permukaan tanah.

Karena erosi berlangsung terus-menerus, jumlah batu yang menyembul juga semakin banyak. Walau tak ada seorangpun yang pernah menghitung jumlahnya. Orang setempat lantas menafsirnya sebagai komplek batuan yang beranak-pinak. 

Batu Marompa di Desa Tambadolok, Sitio-tio Samosir. Kaldera Toba (Foto: hadi_baim/ig@andretriutama/seringjalan.com)
Batu Marompa di Desa Tambadolok, Sitio-tio Samosir. Kaldera Toba (Foto: hadi_baim/ig@andretriutama/seringjalan.com)

Batu Marompa Tambadolok

Kira-kira 30 km ke arah barat laut Batu Maranak, tepatnya di Desa Tambadolok, Sitio-tio Kabupaten Samosir terdapat Batu Marompa. Batu itu nangkring di bibir tebing sebelah barat Desa Tambadolok.

Tampilannya berupa dua bongkah raksasa batu bertindihan. Warga setempat menyebutnya marompa, (yang satu) menggendong (yang lainnya). 

Menurut legenda, asal-usul batu bertindihan itu adalah seorang kakak laki dan adik perempuannya yang terlibat inses. Dikisahkan pada suatu hari sejumlah warga desa bersama kakak-adik itu marsoban, mencari kayu bakar ke hutan. Tapi kakak beradik itu memisahkan diri dari rombongan untukcberhubungan badan di hutan.

Saat semua parsoban, pencari kayu bakar sudah pulang, diketahui kakak-beradik itu tidak ada. Warga kampung mencari kakak-beradik itu ke hutan. Tapi mereka tidak menemukan apapun kecuali dua bongkah batu besar bertindihan yang sebelumnya tak ada. Lalu disimpulkan batu bertindih itu adalah kakak-beradik yang telah dikutuk Mulajadi Nabolon akibat perbuatan insesnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun