Sidihoni wajib masuk dalam skedul pelancong bila ingin mengalami wisata ke "alam yang lain", keluar dari mainstream di Kaldera Toba. Tak sekadar bermain di air danau, mendaki perbukitan, blusukan ke kampung adat, menikmati air terjun, camping, dan kunjungan ke kebun kopi.
Pergi ke Sidihoni adalah wisata serenitas, lesap ke dalam ruang damai yang hening di punggung Pulau Samosir. Suatu bentang sabana dengan danau biru, perbukitan hijau, dan lembah warna-warni seturut jenis dan umur tanaman. Tak ada riuh di sana. Hanya ada musi alami -- kicau burung, lenguh kerbau, celoteh sayup anak gembala, dan desau angin di pucuk cemara.
Cobalah membentangkan selembar kain di atas rerumputan hijau di perbukitan sana. Duduk bersama keluarga tercinta di alam terbuka. Biarkan waktu membawamu ke ruang "alam yang lain" -- boleh membayangkan Switzerland atau New Zealand.Â
Sebuah pengalaman religius mungkin bisa menyusup ke relung kalbu. Saat duduk di bawah pohon pinus di hari Minggu pagi, sambil mendengar alunan lagu-lagu rohani dari umat yang beribadat di Gereja HKBP Sidihoni. Gereja yang berdiri sejak 1934 di puncak bukit sebelah utara Tao Sidihoni itu telah menjadi tetenger eksotis di sana.
Barangkali pengalaman masuk ke "alam yang lain" itu yang membawa sejoli selebritas Jessica Mila dan Yakup Hasibuan ke Sidihoni. Sejoli itu mengabadikan pose-pose foto prewed yang eksotis dan romantis di sekitar Tao Sidihoni dan Gereja HKBP Sidihoni. Sesuatu yang mungkin menerbitkan iri, tapi bisa ditebus dengan sebuah kunjungan ke sana.
Hasahatan
Tak ada yang perlu dikatakan lagi tentang Sidihoni. Dia sendiri sudah menjadi definisi yang hidup tentang eksotisme dan serenitas, keindahan yang tak biasa dan keheningan yang menenteramkan.
Jika ada yang perlu ditambahkan di sana, mungkin itu adalah menara pandang yang bisa memperluas cakrawala saujana Sidihoni. Bukan menara pandang beton dan besi dingin, melainkan menara pandang yang mengadopsi struktur dan bahan bangunan rumah adat Batak.Â
Dari atas menara itu, sambil melayangkan pandang ke sekeliling, seseorang mungkin bisa tiba pada perenungan, betapa neraka yang lahir dari letusan maha dahsyat Gunjng Toba 74,000 tahun lalu, kini telah berevolusi menjadi kepingan surgawi di Sidihoni.
Selebihnya, hanya tiga kata yang harus diucapkan: Pergilah ke Sidihoni. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H