Coba bentangkan peta dunia. Â Perhatikan posisi Indonesia dan Australia. Indonesia terletak tepat di garis katulistiwa. Sedangkan Australia tetletak jauh di bawah garis katulistiwa.
Kesimpulannya, level Australia berada di bawah Indonesia, bukan? Jadi judul artikel ini bukan hoaks.
Lain hal bila bicara tentang level persepakbolaan dunia. Berdasar pemeringkatan FIFA, jelas level Indonesia (144) jauh di bawah Australia (23).
Tapi level FIFA itu relatif, tak seperti level posisi geografis yang absolut. Maksudnya angka 23 dan 144 belum tentu mencerminkan ketimpangan kemampuan yang sesungguhnya.
Buktinya banyak. Di babak grup Piala AFF 2023 Qatar, Indonesia (144) menaklukkan Vietnam (106). Irak (58) menumbangkan Jepang (19). Malaysia (132) menahan imbang Korsel (25). Dan lain-lain -- cari sendirilah.
Satu hal yang jelas, Indonesia itu levelnya Asia, bukan Asean. Itu sebabnya Indonesia lebih banyak kalahnya di Piala AFF. Jagoan Asean itu, ya, Vietnam.
Malaysia bahkan merasa lebih pantas lolos ke babak 16 besar Piala AFC 2023. Alasannya Malaysia berhasil menahan imbang 3-4. Korsel. Artinya, faktual Malaysia setara Korsel, dong.
Tapi itu kata orang Malaysia. Kata Engkong Efte, Manajer PSGS (Persatuan Sepakbola Gang Sapi), Malaysia jangan besar kepala dulu. Korsel kata Engkong sengaja main seri. Sebab tak ingin mendevaluasi Kim Pan-gon, pelatih Malaysia asli Korsel.Â
Harap dicatat, selain Drakor dan K-Pop, pelatih sepak bola juga menjadi komoditas ekspor unggulan Korsel sekarang ini. Pelatih Pan-gon mesti di-branding hebat, dong.Â
Fakta Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala AFC 2023 tidak bisa lain kecuali menunjukkan Indonesia layak untuk itu. Hitung-hitungannya obyektif. Berdasar poin, selisih gol, dan skor head to head, Indonesia masuk 4 tim peringkat 3 terbaik. Titik.Â
Jadi tak adalah itu jasa Kirgistan atau Joel Kojo segala. Jangan lebay. Kalau Indonesia kalah dari Irak, Vietnam, dan Jepang, sehingga poinnya 0, kan gak mungkin lolos ke babak 16 besar. Mikir!
Menaklukan Australia, yang levelnya di bawah Jepang, bukanlah imposible mission bagi Indonesia. Sebab penentu kalah menang bukan peringkat FIFA melainkan strategi, soliditas, endurance, mentalitas, dan skill.
Asalkan Jordi Amat tak bikin salah lagi di kotak penalti, Justin Hubner tidak bikin gol ke gawang sendiri, Marselino tidak gemar menerbangkan bola di atas mistar gawang lawan, dan Rizky Ridho tidak mengirim umpan ke luar garis, maka kecil kemungkinan gawang Australia tak kebobolan.
Jadi bagiku Indonesia pasti bisa menaklukkan Australia dalam laga malam ini dan lolos ke babak 8 besar.
Embuh piye carane. Kuwi urusane Shin Tae-yong karo tim bal-balane ae. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H