Capres 2024 berulang kali berdoa semoga Indonesia dibantai Jepang pada laga fase grup Piala Asia 2023 Qatar. Doanya nyaris menjadi litani kehancuran Indonesia.
Samber gledek asem kandis! Doanya terkabul. Indonesia dipecundangi Jepang dengan skor 3-1. Jadi penasaran tuhan (t kecil) macam apa yang telah mengabulkan doa macam itu.
Jepang menang. Tapi dia jangan besar kepalalah. Dua dari 3 golnya adalah hadiah. Satu hadiah penalti berkat diving tipis-tipis Ueda di kotak penalti Indonesia. Satu lagi hadiah "bunuh diri" dari Hubner.
Tentang hadiah penalti itu memang ada juga sih yang harus disesalkan dari ulah Jordi Amat. Kenapa pula dia harus memeluk-meluk Ueda di lapangan. Kan gak sopan banget, tuh.
Berkat doanya itu, Capres 2024 panen hujatan netizen. Dia dikecam, dirisak, dirujak, diuleg, dan disambali. Dikatai taknasionalis, antiindonesia, ahli waris kerak bumi, cicak gurun, dan cacing on the hot tin roof.
Tapi Capres 2024 bergeming. Malahan semakin tua keladi semakin tua menjadi-jadi. Setelah doanya terkabul, Indonesia digasak Jepang, dia lanjut berdoa semoga Indonesia benar-benar terlempar seperti Vietnam dari ajang Piala Asia 2024.
Lagi, Capres 2024 dibanjiri sumpah-serapah yang jika diperas hasilnya hanya satu kata: Pites!
Pites? Ya, begitu. Sebuah kata yang diciptakan khusus untuk mengekspresikan amarah dan kebencian pada kepinding. Mahatega netizen kita.
Tapi kali ini tuhan (t kecil) panjatan doa Capres 2024 rupanya telat bangun setelah kelelahan menumbangkan Indonesia lewat kaki Jepang. Akibatnya dia tak bisa merekayasa laga-laga di grup lain. Hasilnya, Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023.
Karuan Capres 2024 mencak-mencak sewot. Lolos 16 besar karena bantuan negara lain aja, bangga selangit ketujuh, katanya sebel. Lha, tuhannya (t kecil) yang ketiduran, bantuan negara lain dicela. Lupa dia semangat Konferensi Asia Afrika -- saling bantu antara negara AA.
Capres 2024 masih sewot. Marah-marah tak tentu arah. Sampai saya harus ingatkan dia, "Hati-hati elu lewat tikungan!" Soalnya ada gultik kambing di situ. Kolesterol tinggi, bisa hoogh spanning, lalu menggelepar.
Oh, ya, Capres 2024 itu seorang kompasianer immortal. Dulu namanya Mbahmupeang, lalu Neinjelen, Tante Virus, lalu Tante Vaksin, dan sekarang Capres 2024. Dia sahabatku.
Lha, kok saya bisa bersahabat dengan kompasianer Capres 2024 yang nyebelin banyak orang itu? Sederhana saja, orang baik ketemu orang baik. Sesimpel itu!
Lagi pula, Capres 2024 itu gemoy. (eFTe)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H