"Andaliman adalah Batak dan Batak adalah andaliman. Keduanya bersenyawa di sebelanga saksang dan arsik." [Felix Tani]
Saksang dan arsik itu dua jenis makanan adat utama dalam kehidupan masyarakat Batak di Kaldera Toba. Â Tak ada adat Batak tanpa saksang dan arsik.
Saksang, cincang daging babi, dimasak dengan cara mencampurkan darahnya sebagai bumbu pamungkas.Â
Sedangkan arsik, semacam gulai ikan mas, dimasak lama dengan api sedang sampai kuahnya nyaris asat.
Dalam adat Batak Toba, bila seorang mertua atau hula-hula berkunjung ke rumah menantu laki atau boru, maka dia wajib membawa nasi putih dan lauk arsik ikan mas. Itu simbol doa dan karunia dari mertua, agar keluarga menantu itu hidup bahagia seiring-sejalan seperti sekelompok ikan mas.
Sebaliknya bila seorang menantu laki berkunjung ke rumah mertuanya, maka dia wajib membawa nasi putih dan lauk saksang babi. Â Itu simbol hagabeon, keberhasilan keluarga menantu berkat doa dan karunia dari mertuanya.
Satu jenis parmasak, bumbu yang harus dicampurkan pada saksang dan arsik itu adalah adalah andaliman, merica Batak. Tanpa andaliman, makanan itu tak layak disebut saksang atau arsik khas Batak. Cuma cincang babi atau gulai ikan mas biasa.
Bisa dikatakan andaliman itu adalah representasi nilai kebatakan pada saksang dan arsik. Tanpa bumbu itu, maka saksang dan arsik kehilangan nilainya sebagai makanan adat Batak.Â
Orang yang memasak saksang atau arsik tanpa andaliman akan dicela atau bahkan ditegur. "Tak tahu adat kau, seperti bukan orang Batak saja."
Karena itu dikatakan (rasa) andaliman adalah (nilai) kebatakan. Atau sebaliknya, (nilai) kebatakan adalah (rasa) andaliman. Saksang dan arsik adalah senyawa rasa andaliman dan nilai kebatakan.