Ikan setan merah, pendatang haram, kini kesetanan memangsa ikan-ikan endemik di danau Kaldera Toba.
Kehadiran ikan setan merah (red devil) di perairan Kaldera Toba hingga kini masih misteri. Belum diketahui secara pasti sejak kapan ikan buas yang invasif itu masuk ke sana. Tiba-tiba saja para nelayan menemukannya di jaring, jala, atau bubu mereka.
Juga belum diketahui bagaimana cara masuknya. Apakah ikan itu lepas dari akuarium pecinta ikan hias? Atau mungkin benihnya tercampur pada benih ikan mas yang ditabur dermawan? Atau ulah dungu manusia yang tak bertanggungjawab melepasnya di sana?
Satu hal yang jelas para partoba, nelayan tangkap danau Kaldera Toba, kini diliputi keresahan. Pasalnya ikan setan merah (Amphilophus labiatus) itu memangsa anakan dan telur ikan endemik, khususnya ihan Batak (Neolissochilus thienemanni), ikan jurung (Neolissochilus sumatranus) Â ikan mas (Cyprinus carpio), mujair (Oreochromis mossambicus), pora-pora (Puntius binotatus), dan tiri-tiri (Stolephorus spp). Akibatnya jumlah tangkapan nelayan merosot akhir-akhir ini. Dan itu artinya kesulitan ekonomi.
Kehadiran setan merah di perairan danau Kaldera Toba kini jelas menjadi ancaman ekologis. Secara spesifik, setan merah itu merusak keaneka-ragaman hayati perairan dan keseimbangan ekologi manusia kaldera. Penting diupayakan solusi kongkrit untuk mengatasinya.
Setan Merah, Predator Invasif
Setan merah itu ikan endemik Danau Managua dan Danau Nikaragua di negara Nikaragua. Ikan ini masuk ke Indonesia tahun 1990-an via Malaysia dan Singapura dengan status ikan hias akuarium. Sekelas dengan ikan louhan dan oscar.
Sejak tahun 1990-an itu juga, setan merah dilepas ke sejumlah danau dan waduk di Jawa, Sulawesi, dan Papua. Ikan itu, dengan tingkat pembiakannya yang tinggi, segera menjadi penguasa perairan danau dan waduk. Semisal di Waduk Cirata (Purwakarta), Waduk Sermo (Kulonprogo), Waduk Wonorejo (Tulungagung), dan Waduk Karangkates (Malang).
Di bendungan Karangkates misalnya, bibit ikan setan itu ditebar resmi oleh Harmoko (Menteri Penerangan era Soeharto). Karena itu warga setempat menyebutnya "ikan harmoko".
Setan merah itu predator invasif. Dia jenis ikan omnivora, pelahap hewan air lain dan tumbuhan air. Sebagai predator dia agresif menyerang dan memangsa ikan dan hewan air lain yang ukurannya lebih kecil. Juga menggasak telur ikan-ikan lain.Â