Tidak, engkong tidak akan menista. Jelek-jelek gitu, engkong terbilang pembully yang bermoral, berakhlak mulia.
Mungkin itu sebabnya kompasianer menjadi bangga dan bahagia setelah dibully Engkong Felix.
Kedua, engkong sudah tobat membully karena korban bullyan engkong selalu mendapat simpati sehingga menjadi viral dan tenar. Sementara engkong dihujat sebagai lansia tanpa hati.
Bah, rugi dong, engkong. Maksud hati merisak kompasianer, eh ujungnya justru dirujak massa kompasianer yang sok kompak. Beuh, macam Netizen +62 saja. Hajar dulu, urusan nanti!
Tentang Mas Wibhy itu, dia sejatinya bukan esais, tapi novelis bin cerpenis. Apakah novel dan cerpennya bagus? Entahlah, Engkong Felix belum baca.Â
Untuk diketahui saja, engkong hanya membaca novel dan cerpen kelas dunia. Semisal karya-karya Hemingway, Camus, Marquez, Pramudya, dan Ayah Tuah.
Pilih Ayah Tuah!
Keburukan Mas Wibhy itu ... eh, ko sik. Engkong kok terjebak membully Mas Wibhy.
Asyuee, asyueee ...! (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H