Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dilarang Berjalan di Rel

1 November 2023   07:30 Diperbarui: 1 November 2023   08:11 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  

Seorang lelaki tua berdiri di gigir peron Stasiun Kebayoran; menunggu kereta menuju Rangkasbitung.

Tatap sepasang matanya meringkus plakat larangan di median rel ganda: DILARANG BERJALAN DI REL BERBAHAYA.

Larangan itu untuk manusia yang berpikir; bukan untuk kereta yang tak berpikir.

Kereta ke Rangkasbitung datang; melaju cepat pada rel di depan plakat larangan.

Kereta lewat cepat (Dokpri)
Kereta lewat cepat (Dokpri)

Maka mengertilah lelaki tua itu, mengapa orang dilarang berjalan di rel. 

Apakah daya sesosok tubuh ringkih di moncong rangkaian besi keras yang berlari cepat? (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun