Dari semua nomine K(ompasiana) Awards 2023, Ayah Tuah itu satu-satunya yang "kurang ajar".
Kenapa kubilang begitu?
Karena dia satu-satunya lansia kinyis-kinyis, anasir Late Baby Boomers yang tanpa kemaluan (=rasa malu) bisa-bisanya nyempil di tengah para Gen XYZ nomine K-Awards.  Coba, apa namanya itu kalau bukan  kegenitan.
Itu kan gak pantas banget. Mencemari reputasi ke-jaim-an kaum lansia Kompasiana.
Tapi, ya, sudahlah. Aku anggap Ayah Tuah mewakili para lansia yang akhir-akhir ini semakin tersisih di Kompasiana.Â
Yah, begitulah hukum regenerasi. Yang muda datang, yang tua senang. Siapa tahu bisa dapat  "daun muda", bukan?
Dan ...
... sejatinya Ayah Tuah adalah lansia seniman puisi sejenis itu. Maksudku, dia adalah pengharu-biru hasrat para gadis Gen YZ yang masih "hijau".
Coba simak larik puisinya ini:
"Aku tidak tahu tempat seperti apa
yang akan kita tinggali nanti
Sebuah pulau terpencil, dengan pantai berpasir putih, ombak yang tenang, laut yang jernih" (Sebuah Tempat Untukmu, Untukku, K.25-08-2023)