Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Cara Kalah di Ajang Kompasiana Awards

20 Oktober 2023   06:12 Diperbarui: 20 Oktober 2023   07:05 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer Kompasiana Awards 2023 (Tankapan layar kompasiana.com)

Kekalahan adalah domein manusia-manusia kuat.

Sehebat-hebatnya orang menang, tak lebih hebat dari orang kalah.

Orang menang itu cuma perlu senang. Menang lalu ketawa. Apa susahnya, coba.

Bedalah dengan orang kalah. Perlu energi besar menahan kemarahan, kesedihan, dan kemaluan -- maksudku, rasa malu.

Intinya, hanya manusia kuat yang sanggup kalah dengan benar. Dan itu keren banget, sodara.

Karena itu aku sangat heran kenapa orang selalu bicara tentang cara-cara menjadi pemenang. Mengompori orang agar jangan mau kalah.  

Di jagad Kompasiana, kemarin misalnya kompasianer Yana Haudy menulis artikel "Cara Memenangi Kompasiana Awards". Dia memberi tip agar bisa meraih salah satu prestasi "best in" dalam gelaran Kompasianival 2023 nanti.

Banyak kompasianer tertarik membacanya. Mereka pikir kalau sudah menerapkan tip Bu Yana, pasti bisa jadi pemenang. 

Hei, jangan mimpi subuh hari. Bangunlah, siap-siap sembahyang. Jangan lupa, pemenang "best in" itu cuma 5 atau 6 orang. Sedangkan kompasianer ada 2 juta orang.

Coba hitung berapa nilai peluang menangmu. Pakai rumus probabilitas.

Lagi pula, Bu Yana memenangi "Best in Opinion" tahun 2022 lalu karena "dia adalah Yana Haudy". Maksudku, kalau kamu pikir bisa memenangi Kompasiana Awards hanya dengan cara mengikuti tip Bu Yana, maka kamu sedang masuk ke situasi judi daring. Main terus tak kunjung menang.

Tak pernah ada jalan tunggal menuju kemenangan. Jika kamu percaya ada jalan tunggal, maka jalan itu pastilah macet total, karena semua orang lewat situ menuju kota kemenangan.

No way! You have to be yourself. Temukanlah jalanmu sendiri.

Atau kalau kamu tak bisa menemukan jalan menang, tapaki saja jalan kalah. Itu sangat mulia. Sebab kamu harus menerima kekalahan demi kemenangan satu orang yang mungkin menyebalkanmu.

Dan kalau kamu ingin tahu cara kalah yang elegan di ajang Kompasiana Awards, tanyakanlah pada Felix Tani. Dia sudah berpengalaman kalah di ajang kontestasi itu. Ada yang bilang sudah 2 kali kalah, yang lain bilang sudah 3 kali. Itu tak penting. Sebab bagi Felix Tani kalah 1 kali saja sudah terlalu sering.

Belajar dari kasus Felix Tani itu, baiklah jika MK (Mahkamah Kompasiana) mengeluarkan putusan begini: "Syarat kekalahan dalam kontestasi  Kompasiana Awards adalah berusia minimal 60 tahun atau sudah berpengalaman kalah dalam kontestasi Kompasiana Awards." Dengan demikian selamatlah Felix Tani dari risiko kemenangan.

Risiko kemenangan adalah ghosting dari Kompasiana. Itu benar. Sudah terbukti pada banyak pemenang Kompasiana Awards tahun 2021 ke bawah. Setelah menang, senang, lantas tenang  -- artinya berhenti menulis.

Tentang cara kalah yang benar dalam kontestasi Kompadiana Awards, ada banyak pilihan. Aku beritahu tiga cara paling efisien dan efektif saja:

  • Jangan pernah menulis artikel di Kompasiana. Cukuplah jadi komentator saja, atau pembaca tanpa komentar. Sebab takada penghargaan "Best in Comment".
  • Kalau toh gatal menulis maka tulislah artikel plagiat 5 kali berturut-turut di Kompasiana. Sebab takada penghargaan "Best in Plagiarism" untuk akun terblokir.
  • Atau kalau malas menjadi plagiator, tulislah artikel-artikel sampah yang isinya membully Admin Kompasiana dan sesama kompasianer -- khususnya kompasianer lansia. Sebab takada penghargaan "Best in Bullying".

Cara terakhir ini sudah dipraktekkan Felix Tani secara konsisten dari tahun ke tahun. Hasilnya luar biasa. Felix Tani sukses menggagalkan kemenangannya sendiri.

Tapi seperti telah kubilang tadi, kekalahan adalah jalan hidup manusia-manusia kuat. Itu tak hanya berlaku di ajang Kompasiana Awards tapi bahkan di ajang Pilpres.

Jadi kalau kamu tergolong manusia lemah, lupakan saja tiga cara mencapai kekalahan di atas. Sebab kamu pasti tak akan kuat menanggung beban berat kekalahan. 

Tapi kalau kamu bertekad menjadi pemenang Kompasiana Awards, ingatlah bahwa kemenangan itu memabukkan. Dan sekali kamu mabuk, kamu pasti lupa jalan pulang ke rumah Kompasiana. (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun