Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mengapa Cerpenku Tidak Head Line di Kompasiana?

24 September 2023   06:06 Diperbarui: 24 September 2023   06:34 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi satu cerpen gak mutu di Kompasiana (Tangkapan layar Kompasiana)

Hanya ada dua kompasianer yang kutahu cerpennya kerap Head Line (HL) di Kompasiana. Ponakan murid Mas S. Aji yang senantiasa sehat walafiat. Lalu Mas Indra Rahadian yang sudah pergi mendahului kita.

Cerpen Mas Aji itu khas produk pemikir radikal. Sarat kritik sosial yang tajam menghunjam pusat kesadaran. Dia seorang juru bicara kelas bawah yang ekspresif.

Cerpen-cerpen almarhum Indra tidak punya fokus khas. Kadang soal cinta, kadang masalah orang-orang bawah, lain waktu soal cinta dan perang. Aku pikir-pikir, cerpen-cerpen Indra itu bicara tentang cinta, tapi dalam artikulasinya yang berkelas, bukan picisan. 

Apakah tak ada kompasianer cerpenis yang lain? Ada. Daeng Khrisna Pabichara dan Ayah Tuah. Hanya saja Daeng Khrisna sedang bertapa sehingga tak sopan bicara tentang dia. Akan halnya Uda Ayah, ah, sudahlah. Kami punya sengketa sehingga menyebut namanya saja bisa memicu pertumpahan ide.

Akan halnya aku, Felix Tani, jelas bukan seorang cerpenis. Aku hanya seorang penggemar antara lain Leo Tolstoy dan Anton Chekov pada suatu masa dan selalu bertanya-tanya, "Apa gerangan makanan mereka sehingga bisa menulis cerpen-cerpen yang meringkus perhatianku". 

Di Kompasiana, seingatku, aku baru menulis tiga cerpen. Dua tentang horor, satu tentang teror (tikus). Ketiga cerpen itu blas ora mutu. Khas karya pra-pemula. Bayangkan, sudah pemula, pra pula.

Jadi sudah terang alasannya mengapa cerpenku tak pernah Head Line di Kompasiana, bukan?

Apakah aku menyerah? Lho, emangnye gue berantem sama elo? (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun