Jarum jam menunjuk angka 7.24 saat tiba di Jurangmangu. Masih di angka 7.24, berangkat lagi. Lalu tiba di Sudimara tepat pukul 7.28 WIB.
Sejenak berdoa dalam hati untuk arwah korban Tragedi Bintaro 1, tabrakan adu banteng antara dua kereta pada 19 Oktober 1987.
Kereta berangkat lagi. Selang beberapa menit membunyikan klakson panjang. Rupanya lewat pasar dan perlintasan.Â
Tepat pukul 7.33 WIB kereta tiba di Rawabuntu. Ada penumpang turun. Hanya sejenak, langsung jalan lagi. Tiba-tiba saja sudah tiba di Serpong. Jarum arloji pada angka 7.35.Â
Cukup banyak penumpang turun di Serpong. Ada yang naik: petugas KAI, masinis. Gerbong mulai longgar.
Selanjutnya aku menghitung menit pejalanan seperti menghitung denyut nadi. Pukul 7.42 WIB kereta tiba di Cisauk. Berangkat lagi. Lalu 7.45 WIB sudah tiba di Cicayur.
Rasanya seperti mengerjakan soal hitungan psikotest. Berlomba dengan menit.Â
Kereta laju menuju Parungpanjang. Sedikit agak lama. Tiba di stasiun ini pukul 7.52 WIB. Jumlah penumpang semakin susut.
Gerbong terasa lengang. Serasa naik di gerbong pribadi. Kalau tak ingat umur, rasanya ingin salto di dalam gerbong.