Itu menjadi blunder karena secara psikologis kepada Ernando ditimpakan beban ganda. Bayangkan, Ernando yang mentalitasnya digodog untuk mencegah bola masuk gawang, kini tiba-tiba diharuskan membobol gawang -- terlepas itu gawang lawan.
Benar saja. Ernando gagal mengkonversi tendangan penalti menjadi sebuah gol. Perhatikan ekpresi wajahnya, sangat sangat sangat down. Dia menatap rekan-rekannya di tengah lapangan dengan mata nanar.
Dalam kondisi mental down begitu, Ernando masih harus berhadapan dengan eksekutor keenam Vietnam. Sudah bisa ditebak, Ernando sudah kehilangan fokus. Hasilnya gawang Indonesia kebobolan untuk keenam kalinya.
Betapa hancur hati Ernando. Dia duduk menangis di lapangan, menyesali dirinya yang mendadak terpersepsi sebagai biang kegagalan Indonesia meraih piala AFF 2023.
Kini orang akan berbicara tentang Ernando. "Oh, Ernando. Ya, ya, dia kiper yang hebat tapi eksekutor penalti yang buruk." Â
Itulah buah blunder fatal Shin Tae-yong. Karena dia memerintahkan tameng (kiper) menjadi tombak (eksekutor penalti).
Lain kali Pak Shin Tae-yong, tolong tidak melakukan hal itu lagi. Terutama dalam laga aras regional dan internasional yang krusial, yang menguras ketahanan fisik dan mental.
Bravo Timnas U-23 di bawah Shin Tae-yong. Hatiku tetap padamu. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H