Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Balado Ikan Asin Kapas Pencopot Gigi Geraham

13 Agustus 2023   20:53 Diperbarui: 13 Agustus 2023   22:22 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi balado ikan asin kapas (Foto: cookpad.com)

Jangan percaya pada judul tulisan ini sebelum membaca sampai tuntas.

Ini kisah nyata. Fakta, bukan fiksi, apalagi hoaks.

Ceritanya begini.

Empat hari yang lalu, aku minta pada istri untuk dibuatkan balado ikan asin kapas. Ikannya sudah kubeli dua hari sebelumnya dari pasar di belakang Gang Sapi. (Atau Gang Sapi yang di belakang pasar.)

Penjual ikan asin di pasar, seorang nenek cerdas, bilang ikan dagangannya segar semua. Aku tahu dia bohong tapi kuanggukkan sajalah.

Balado ikan asin kapas sudah siap di kuali. Nasi putih pulen beras Cianjur -- ini juga bohong -- sudah siap hangat-hangat di periuk.

Tak perlu waktu panjang untuk memindahkan nasi dan balado ikan kapas ke ceruk piring.

Tapi doa makan sedikit lebih panjang, sebab ini makanan spesial.  Jarang-jarang tersaji di meja makan kami.

Lab kres kres, lab kres kres, lab kres kres. Bunyi geligi beradu dengan nasi campur balado ikan kapas. Paduan rasa dan tekstur yang sempurna. Neraka rasanya tertinggal jauh di belakang.

Kretak! Sesuatu semacam batu tiba-tiba tergigit. "Semprul, ada kerikil neraka terbawa serta," pikirku.

Segera kuambil benda keras yang tergigit itu. Ah, benda  rada bulat berwarna putih rada mengkilap.

"Lihat, aku dapat mutiara!" Kutunjukkan benda itu kepada istriku. "Rezeki gak kemana," pikirku.

"Mutiara dari Hongkong! Kita makan ikan kapas, bukan kerang mutiara!" Istriku melotot. "Itu terlihat seperti gigi," lanjutnya.

"Hah! Gigi? Gigiku?" Segera kupakai kacamata plusku dan mengamati benda itu. Ah, benar, itu gigi. Geraham.

Segera kuperiksa gigi gerahamku. Astaga! Sudah berkurang sebiji lagi. Tambah satu ompongku. Kalau copot lagi copot lagi begini, lama-lama aku cuma bisa makan gulai tahu.

Aku ingat salah satu geraham kanan atas memang pernah goyah entah karena apa. Tapi itu sudah lama sehingga aku lupa dia pernah goyah.

Tapi, sungguh, tak pernah terpikir olehku bahwa dia akan copot dengan cara yang tak berkelas seperti itu. Biasanya aku pakai cara yang keren abis: copot mandiri. 

Tapi, ini? Gigi copot lantaran mengerkah balado ikan asin kapas. Memalukan! Mau tarok di mana muka lansia ini, coba.

Tapi ada hikmahnya, sih.  Untuk kamu yang punya gigi goyah, tak perlu ke dokter gigi untuk mencabutnya. Mahal! Cukup makan balado ikan asin kapas saja! (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun