Segera kuambil benda keras yang tergigit itu. Ah, benda  rada bulat berwarna putih rada mengkilap.
"Lihat, aku dapat mutiara!" Kutunjukkan benda itu kepada istriku. "Rezeki gak kemana," pikirku.
"Mutiara dari Hongkong! Kita makan ikan kapas, bukan kerang mutiara!" Istriku melotot. "Itu terlihat seperti gigi," lanjutnya.
"Hah! Gigi? Gigiku?" Segera kupakai kacamata plusku dan mengamati benda itu. Ah, benar, itu gigi. Geraham.
Segera kuperiksa gigi gerahamku. Astaga! Sudah berkurang sebiji lagi. Tambah satu ompongku. Kalau copot lagi copot lagi begini, lama-lama aku cuma bisa makan gulai tahu.
Aku ingat salah satu geraham kanan atas memang pernah goyah entah karena apa. Tapi itu sudah lama sehingga aku lupa dia pernah goyah.
Tapi, sungguh, tak pernah terpikir olehku bahwa dia akan copot dengan cara yang tak berkelas seperti itu. Biasanya aku pakai cara yang keren abis: copot mandiri.Â
Tapi, ini? Gigi copot lantaran mengerkah balado ikan asin kapas. Memalukan! Mau tarok di mana muka lansia ini, coba.
Tapi ada hikmahnya, sih. Â Untuk kamu yang punya gigi goyah, tak perlu ke dokter gigi untuk mencabutnya. Mahal! Cukup makan balado ikan asin kapas saja! (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H