Kalau Pak Tjip(tadinata) pamit, otomatis Bu (Rose)Lina juga pamit. Sebagai istri Pak Tjip, Bu Lina pernah bilang, "Kemanapun suami mengajak pergi, ke situ aku ikut."
Dan itu sudah dibuktikan sejak Pak Tjip dan Bu Lina masih dua sejoli pacar sampai kini menjadi pasangan mantan-pacar. Ah, kurang tepat. Sebab bagi Pak Tjip dan Bu Lina, tiada hari tanpa pacaran. Saling menyirami dengan cinta, sampai banjir kasih.
Kamu para suami, iri hatikah kamu pada Pak Tjip? Aku sih gaklah. Sebab aku sudah punya istri sendiri. Gak kepikirlah mau jadi pebrianov, eh, pebinor.Â
Wahai para istri, iri hatikah kamu pada Bu Lina? Emangnya, suami-suami kalian kurang tua, ya.
Ikhwal Pak Tjip dan Bu Lina pamit itu bukan hoaks. Itu fakta. Pak Tjip sendiri yang mengumumkannya lewat artikel "Kami Mohon Pamit" di Kompasiana pada 31 Juli 2023 lalu.
Sedih, sedih banget. Itu yang kurasakan saat membaca judul artikel itu. Terbayang Kompasiana kehilangan pasangan kakek-nenek yang tiap pagi rajin menyapa "anak-cucu"-nya dengan artikel-artikel nasihat sederhana.
Pagi di Kompasiana akan menjadi momen yang sepi. Gimana gak sedih, coba.
Lebih sedih lagi, aku akan kehilangan kesempatan melakukan lovely bullying kepada Pak Tjip dan Bu Lina.  Apa yang mau dibully jika mereka tak hadir di sini? Itu kan sama dengan seseorang yang pada tahun 2025 mengatai seorang mantan presiden sebagai  presiden dungu.
Mengapa sih Pak Tjip dan Bu Lina harus pamit saat kita, dan terutama Admin, sedang cinta-cintanya? Itu kan serupa dighosting pacar selepas ciuman pertama. Bayangkan gimana rasanya -- bukan rasa dicium, ya.
Ternyata Pak Tjip dan Bu Lina pergi ke rumah anak mereka di Wollongong Australia untuk merayakan ulang tahun ke-80. Pak Tjip dan Bu Lina lahir beda bulan pada tahun yang sama.Â