Aku duduk di kursi memainkan jemari pada papan kunci laptop. Â Tabah menganyam huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat.
Malam diam-diam mendekapku dari belakang. "Tidurlah bersamaku. Sudah larut malam." Dia mengajakku.Â
"Tidak. Sebab suku kata harus menjadi kata, kata harus menjadi kalimat, kalimat harus menjadi puisi." Â Aku menolak ajakannya.
Malam tersenyum di atas ubun-ubunku. "Baiklah. Aku menemanimu berjaga sampai pagi." Semakin erat dekapannya.
Kuning emas cahaya fajar telah semburat di timur saat aku terbangun di pagi hari. Malam diam-diam telah pergi meninggalkan sepi untukku.Â
Kusentuh tuts "enter" pada papan kunci laptopku. Layar menyala. Terketik di situ hanya satu kalimat: "Malam datang tak diundang pulang tak diantar."
Astaga! Semalaman aku telah didekap jelangkung! (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H