Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Asnawi Bikin Garnacho Menangis di Lapangan

21 Juni 2023   07:53 Diperbarui: 21 Juni 2023   10:25 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melawan Argentina, Indonesia kalah perang tapi memenangi sejumlah pertempuran. Semisal pertempuran-pertempuran antara Asnawi Mangkualam versus Alejandro Garnacho.

Pertempuran Asnawi, bek kanan Indonesia dan Garnacho, penyerang sayap kiri Argentina memang fenomenal. Berita dan cerita di ruang publik bilang Asnawi, kapten Indonesia sukses "mengantongi" Garnacho, bintang MU Inggris.

Maksudnya, Asnawi sukses mematikan serangan-serangan eksplosif Garnacho di sektor kanan pertahanan Indonesia. 

Tercatat lima kali Asnawi melancarkan tekel bersih yang membuat Garnacho, yang masuk menggantikan Nicolas Gonzales di menit 59 babak kedua, mati kutu. Permainannya nyaris tak berkembang. Sampai-sampai dia tampak frustasi.

Pertempuran Asnawi versus Garnacho itu mengingatkan saya pada pertempuran Claudio Gentile (Italia) versus Maradona (Argentina) pada Piala Dunia 1982 Spanyol. Gentile sukses mengunci gerak Maradona dengan tekel-tekel agresif ala cattenacio (gerendel), membuat wonderkid Argentina itu mati kutu dan frustasi.

Tapi aksi Asnawi lebih ciamik dan heroik ketimbang Gentile. Gentile kerap melakukan tekel kotor, sehingga dia kena kartu kuning. Asnawi memainkan tekel-tekel bersih. Asnawi juga tidak menjalankan strategi man to man marking seperti Gentile yang hanya menjaga Maradona. Asnawi kadang menusuk jantung pertahanan Argentina untuk mengalirkan bola.

Pertempuran paling fenomenal dan viral antara Asnawi dan Garnacho adalah aksi saling tekel antara keduanya di pojok kanan pertahanan Indonesia pada menit 89. Ini pertempuran yang membuat Garnacho sampai terduduk menangis di lapangan.

Awalnya Garnacho menggiring bola dengan tepat mendekati gawang Indonesia di sisi kanan. Tiba-tiba dengan kecepatan dan ketepatan tinggi Asnawi melakukan tekel bersih. Keduanya terjatuh tapi Asnawi bangkit lebih cepat mengejar bola. Seperti tak terima, Garnacho bangkit berlari menekel Asnawi yang sudah lebih dulu menendang bola. Keduanya kembali terjatuh di lapangan. 

Garnacho dan Asnawi terduduk dan tertunduk di lapangan setelah saling tekel (Foto: Tangkapan layar TikTok @Permana aji)
Garnacho dan Asnawi terduduk dan tertunduk di lapangan setelah saling tekel (Foto: Tangkapan layar TikTok @Permana aji)

Pelanggaran! Garnacho mendapat peringatan dari wasit.

Pada momen itulah Garnacho terduduk menunduk di pojok lapangan. Frustasi seketika. Tampak ekspresi wajahnya menangis saat menyeka air mata dengan tangan kanannya. 

Agaknya perasaan Garnacho kesal dan menyesal campur-aduk. Kesal karena berulang kali gagal melewati Asnawi, pemain bola yang mungkin dia tak pernah pethitungkan sebelumnya. Menyesal karena tak mampu mengendalikan emosinya, sehingga tersulut menekel balik Asnawi yang justru berbuah pelanggaran.  

Garnacho mungkin ingat dirinya adalah wonderkid yang dielu-elukan pelatih dan pendukung MU di Inggris sana. Tapi di sini, di lapangan sepakbola GBK Jakarta, dia dipecundangi Asnawi, seakan-akan dia cuma pemain sepakbola kelas tarkam. Bagaimana dia tidak sedih dan kecewa, coba.

Tapi Garnacho adalah pemain sportif. Dia segera meminta maaf dengan menyalami Asnawi dan minum air miberal dari botol yang sama. Seusai laga, dia juga mem-follback akun Instagram Asnawi. Itu sebuah penghargaan dan pengakuan darinya untuk Asnawi.

Bukan hanya sportivitas, komitmen Garnacho juga layak diteladan. Kehilangan bola, terjatuh, dia cepat bangkit untuk merebut bola. Dia menolak diving, pura-pura jatuh meringkuk mengaduh meringis memegangi kakinya yang terkesan remuk. Dia adalah fotokopi Messi, selagi masih bisa berdiri, kejar terus bola.

Pertempuran-pertempuran Asnawi versus Garnacho, bagaimanapun, tak hanya layak dikenang. Lebih dari itu, pertempuran-pertempuran itu layak menjadi teladan tentang komitmen, kegigihan, dan sportivitas dalam sepakbola. 

Selamat untuk Asnawi, salut untuk Garnacho! (eFTe)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun