Kelebihan para psikolog, mereka sangat pintar bertanya, mengulik pribadi orang. Sehingga kita bisa menceritakan hal-hal yang tak kita ketahui dan tak kita sadari.
Ah, sudahlah, gak penting itu.
Aku sebenarnya sedari awal, bahkan sebelum menulis artikel ini, hendak bertanya kepada munsyi Daeng Khrisna Pabhicara. Â Sebab ini soal bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan tentang hal itu, Daeng Khrisna terkenal sangat nyinyir tapi bener.
Pertanyanku begini, Daeng. Jika yang mengujarkan frasa "Kutunggu Jandamu" itu seorang laki-laki, maka kepada siapakah ujaran itu ditujukan? Kepada perempuan yang kini menjadi istri lelaki lainkah? Atau kepada lelaki lain yang kini menjadi suami perempuan itu?Â
Kata ganti milik "-mu" pada kata "jandamu" itu merujuk pada istri seseorang atau suami seseorang? Jawablah, Daeng!
Ada pertanyaan lain, sebenarnya. Apakah lelaki yang mengujarkan frasa itu berstatus lajang, suami, atau duda? Tapi pertanyaan semacam ini lebih pas ditujukan kepada kompasianer palugada Acek Rudy. Dia ahlinya ahli dalam perkara itu. (eFTe) Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI