Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ayah Tuah, Khrisna Pabichara, dan Engkong Felix

5 Juni 2023   18:52 Diperbarui: 5 Juni 2023   19:46 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebagai pemanis saja (Foto: flickr.com via idntimes.com)

Menurut sahibul hikayat, kalau Ayah Tuah melintas sore-sore di Blok M Jaksel, gadis-gadis pelayan kafe selalu meneriakinya "Om, mampir, Om!"

Karena Engkong Felix sepantaran dengan Ayah Tuah, maka dicobanya juga melintas sore-sore di Blok M. Eh, benar saja.  Gadis-gadis pelayan kafe meneriakinya  "Engkong, utangnya bayar,  Kong!"

Nasib, nasib!

Memang Ayah Tuah dan Engkong Felix itu selalu berseteru dalam hal apapun yang gak penting-penting amat. Sebab hanya dengan cara itu mereka bisa berkomunikasi.

Ya, iyalah. Kalau damai-damai saja, ya, diam-diaman. Mau omong apa coba. Kalau konflik, nah, baru terjadi komunikasi. Saling menjatuhkan, sampai keduanya sama-sama terjengkang. 

Tapi ada satu common denominator, pemersatu. Semacam seekor tikus yang menyatukan dua perempuan yang sedang jambak-jambakan. Daeng Khrisna Pabichara, itulah pemersatu itu.

Seperti pagi ini.

Daeng Khrisna mengagihkan artikel "Kenapa Harus 'Unboxing'?" di Kompasiana.

Engkong Felix ngakak saja baca artikel itu. Kenapa harus unboxing? Ya, agar barangnya keluar dari dalam kotak (box), dong. Masa gitu aja kagak ngarti?

Tentu maksud Daeng Khrisna bukan itu. Tapi ini: mengapa harus pakai kata Inggris "unboxing." Kan, bisa pakai kata Indonesia "buka kemasan"?

Daeng, itu karena "unboxing" itu artinya "buka kotak". Kalau "buka kemasan", bahasa Inggrisnya "unpacking".

Kemasan itu bisa kotak (kardus) bisa juga bukan kotak, misalnya karung. Atau bisa saja busana. Sehingga bisa dikatakan, misalnya, "Saat hendak mandi di kamar mandi, Daeng Khrisna terlebih dulu unpacking."

Lha, kalau seseorang unpacking di lapangan parkir? Nah, itu namanya eksibionis.

Kalau suami-istri saling unpacking di kamar tidur? Apa jadinya? Ya, keduanya masuk anginlah. Ujung-ujungnya saling-kerok.

Ndilalah, Ayah Tuah menimpali. "Unboxing" itu katanya bahasa bisnis. Bukan Bahasa Indonesia. Ya, memang bukan. Jelas-jelas itu Bahasa Inggris, Ayah!

Kata Ayah Tuah, misalkan dia bisnis pisang goreng online, dia pasti akan gunakan juga istilah "unboxing". Biar keren. Begitu alasannya.

Gue demen banget gaya loe, Ayah. Daeng Khrisna ampe klenger, tuh.

"Pokoknya aku sudah tunaikan kewajibanku," kata Daeng nelangsa.

Beuh, kok kedengarannya macam jawaban suami terhadap gugatan istri yang kurang anu, ya. 

Engkong Felix kompaklah dengan Ayah Tuah merisak Daeng Khrisna.

Padahal Ayah Tuah gak lempeng-lempeng amat sebenarnya. Mana ada pula unboxing pisang. Yang benar itu stripping atau uncovering pisang dulu, baru kemudian digoreng.  

Halah, artikel ini gak mutu amat, sih. 

Emang nape? Kalo lu mau cari mutu jangan di mari, ye. Di mari tempatnya politips. (eFTe)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun