Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matinya Seorang Wagtivis

10 April 2023   23:41 Diperbarui: 11 April 2023   17:43 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kuburan, seperti WAG (Dokpri)

Rohman sadar benar wagtivis Megatruh adalah sosok-sosok maya(t). Sedari awal mereka hanya ada di rupa kata-kata, gambar-gambar, video-video, stiker-stiker, dan emotikon yang siliweran searah.  Nyambung gak nyambung.

Para wagtivis berbagi pesan bukan untuk berbincang.  Tapi hanya sebagai pesan: mereka masih hidup.

"Aku mohon pamit, kawan-kawan.  Besok subuh aku tak akan mengucap lagi sugeng enjing.  Sebab dini hari nanti, sebelum ayam berkokok, aku akan mati."

Rohman mengetikkan kata-kata itu dengan jemari bergetar di layar WAG. Lalu mengirimkannya.

Seperti biasa, tak ada tanggapan.

Rohman memejamkan kedua matanya, ekspresi puas.  Dia merasa sudah cukup mewakafkan diri untuk WAG Megatruh. 

Lalu dia tidur pulas. Selarik senyum nrimo tersungging di bibirnya.

Subuh kemudian datang tanpa ucapan "Sugeng enjang!" dari Rohman di WAG Megatruh.

Besoknya, besoknya, dan besoknya lagi, juga begitu.

Sepi sudah.

Tak seorangpun angota WAG Megatruh yang merasa kehilangan. (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun