Siapapun pelempar umpan ikan herring merah tadi -- mungkinkah itu  konspirasi FIFA, PSSI, dan Pemerintah Indonesia (?) -- jelas dia paham bahwa publik sepakbola Indonesia tak cukup cerdas untuk kritis terhadap keputusan FIFA.
Itu benar belaka. Ketimbang menggugat keputusan otoriter FIFA, bersifat sepihak, stakeholder sepakbola Indonesia lebih suka menghujat dan menyalahkan anak bangsa dan bangsa sendiri. Sementara para pejabat FIFA terkekeh-kekeh di Zurich, Swiss sana. Begitupun Timnas Israel di Tel Aviv sana.
Lantas Apa Sebenarnya Alasan FIFA?
Ada tiga pihak yang mestinya tahu persis alasan FIFA mencabut status tuan rumah Piala Dunia U20-2023 dari Indonesia. Mereka adalah FIFA sendiri, Pemerintah Indonesia (Pusat), dan PSSI.Â
Secara formal lewat surat, FIFA menyebut alasan pencabutan adalah "... karena keadaan saat ini ...." Itu alasan yang ambigu. Â Frasa "keadaan saat ini" bisa diartikan macam-macam, tergantung kepentingan dan sudut pandang. Â
Bahwa "keadaan saat ini" itu oleh stakeholder sepakbola nasional diartikan sebagai "penolakan Timnas Israel oleh dua gubernur serta sejumlah parpol dan ormas", itu adalah keberhasilan penyesatan publik lewat agumen ikan herring merah. Hal itu sudah saya jelaskan tadi.
Ada "keadaan saat ini" yang tak diungkap ke ruang publik. Sesuatu yang penting dan genting secara politik dan ekonomi, sehingga lebih baik apabila Piala Dunia U20-2023 tidak diselenggarakan di Indonesia.
Kemungkinannya adalah sebagai berikut ini.
Pertama, alasan politik khususnya keamanan. Lepas dari penolakan dua gubernur serta sejumlah parpol dan ormas terhadap Timnas Israel, sangat mungkin ada informasi intelijen tentang kemungkinan adanya aksi teror terhadap  Timnas Israel, dan tim-tim lain yang mau bertanding dengan Israel.
Aksi teror bisa datang dari sesuatu kelompok garis keras yang punya agenda untuk diakui eksistensinya. Â Bisa dari jaringan (nasional/internasional) Â Islam garis keras pro-Palestina (anti-Israel), kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, atau lainnya.
Alasan kekhawatiran akan aksi teror itu terindikasi dari ujaran Gubernur Bali. Koster yang mengingatkan rakyat Bali sangat traumatis dengan aksi teror khususnya bom bunuh diri. Â
Aksi teror semacam itu, jika terjadi, tidak saja mengancam keamanan  Timnas Israel, tapi juga tim-tim lain. Tidak mustahil, demi keamanan dan keselamatan,  akan banyak pula tim yang mundur dari keikutsertaan di Piala Dunia U20-2023. Kalangan sepakbola dunia tak ingin peristiwa seperti Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 terjadi lagi. Â