Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kompasianer Ini Menghilang Setelah Dirisak Felix Tani

27 Maret 2023   07:15 Diperbarui: 27 Maret 2023   17:45 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dirisak Felix Tani sejumlah kompasianer ternyata menghilang dari jagad Kompasiana.

Datang dan pergi anggota sebuah organisasi, kata sosiolog Bernard Berelson, adalah hal lumrah. Hal itu tak akan mematikan sebuah organisasi. 

Karena itu, dikatakan, durasi kelangsungan organisasi selalu jauh lebih lama dibanding usia keanggotaan setiap orang di dalamnya.

Demikianlah kompasianer datang dan pergi tapi organisasi blog Kompasiana tetap berlangsung. Kompasiana tak mati walau minoritas kompasianer hebat telah hengkang, meninggalkan mayoritas kompasianer planga-plongo macam Felix Tani.

Bukan kepergian para kompasianer itu yang bikin sedih. Karena itu, kata Chairil Anwar, "... tak perlu sedu-sedan itu ...." Alasan kepergian, itulah yang kusesali. 

Ya, kusesali. Karena bagiku, kepergian sejumlah kompasianer hebat itu menjadi masalah psikis pribadi. Pasalnya mereka pergi dari kompasiana setelah dirisak, atau dibully, kompasianer Felix Tani alias Engkong Felix atau Fei Lie Tan. Itu aku!

Ada banyak kompasianer yang dirisak  Felix Tani. Tapi tiga kompasianer besar berikut menjadi catatan suram karena mereka pergi dari Kompasiana setelah mendapat risakan dari Felix Tani lewat artikel.

Kalau mau tahu, inilah mereka.

Ozy V. Alandika, kompasianer Jambi, peraih Best in Specific Interest Kompasianival 2020, raja Artikel Utama bidang pendidikan. 

Dia pergi dari Kompasiana setelah dirisak Felix Tani dengan predikat "jomlo lestari, idaman anak kecil dan ibu-ibu". Barangkali dia bingung: pacaran dengan anak-anak dibilang pedofil, pacaran dengan ibu-ibu dibilang Oedipus Complex.  

Padahal, Felix Tani hanya mau bilang Ozy itu tipe ayah dan suami idaman. Salah paham dia.

Guido Arisso, kompasianer Manggarai, peraih Best in Citizen Journalism Kompasianival 2021, raja Artikel Utama bidang pertanian. 

Dia pergi dari Kompasiana setelah dirisak Felix Tani dengan predikat "jomlo pemburu cinta kakartana". Untuk diketahui, kakartana itu adalah hantu perempuan cantik di hutan Manggarai yang doyan menyesap keperjakaan para perjaka yang "malu bertanya sesat di hutan". 

Guido merasa dipermalukan karena ketahuan mengejar-ngejar cinta nona hantu kakartana yang tak perawan lagi. Sudah hantu, tak gadis pula. Apa kata komodo! 

Padahal Felix Tani sebenarnya mau bilang, "Hei, Gui, kau kejar sudah itu nona manis di rumah sebelah!" Eh, salah tafsir dia!

Pebrianov, kompasianer Pontianak, peraih nomine  best in ini dan itu di tiga event Kompasianival tapi, syukurlah, selalu kalah.

Dia pergi dari Kompasiana setelah dirisak Felix Tani dengan predikat "prov(okator) tanpa tjelana, calon Admin Komposiana 2222".  Padahal adalah fakta dia itu provokator ulung dan paling produktif menulis saat tak pakai celana. Itu pengakuannya sendiri.

Juga adalah fakta dia bercita-cita menjadi Admin Kompasiana 2222.  Sekalipun pada waktu itu dia dan Kompasiana mungkin sudah sama-sama jadi kompos. Masuk akal, dong, kalau Felix Tani bilang dia calon Admin Kompos-iana.

Jadi Pebrianov pergi dari Kompasiana setelah Felix Tani mengungkap kebenaran yang tak masuk akal tentang dirinya.

Tapi benarkah ketiga kompasianer itu pergi dari Kompasiana akibat risakan atau dirisak Felix Tani?

Baca kembali judul artikel ini: "Kompasianer Ini Menghilang Setelah Dirisak Felix Tani". Bukan "Kompasianer Ini Menghilang Karena Dirisak Felix Tani".

Bisa membedakan makna "setelah" dan "karena", bukan?

Kata "setelah" menunjuk pada makna sekuel dalam arti "urutan kejadian menurut waktu", sedangkan kata "karena" menunjuk pada makna sekuen dalam arti urutan kejadian menurut hubungan sebab-akibat.

Takkritis baca judul berakibat gagal logika. (eFTe)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun