Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kata Pengantar Skripsi, Isinya Apa Saja?

6 Februari 2023   05:19 Diperbarui: 6 Februari 2023   19:37 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan-Nya skripsi ini akhirnya selesai juga."

Jika pernah menulis skripsi, coba periksa lagi "Kata Pengantar"-nya.

Apakah kalimat pertama pada "Kata Pengantar" seperti kutipan di atas?

Jika "Ya", berarti ngawur. Ya "Kata Pengantar", ya penulis skripsi, ya dosen pembimbing. Semuanya ngawur.

Ngawurnya, penulis skripsi tidak paham apa seharusnya isi kata pengantar. Sementara dosen pembimbing tidak pernah memeriksa "Kata Pengantar".

"Kata Pengantar" itu memang bagian skripsi yang nyaris tak pernah dibaca, apalagi dikoreksi, oleh dosen pembimbing.

Alasannya simpel. 

Pertama, bagian "Kata Pengantar" pada skripsi dinilai tak penting. 

Kedua, "Kata Pengantar" skripsi ditulis paling akhir, lazimnya setelah dosen pembimbing selesai mengoreksi dan menyetujui isi skripsi.

Barangkali yang tertarik membaca "Kata Pengantar" adalah pasangan hidup, pacar, dan teman-teman dekat. Sekadar memastikan nama mereka disebut di situ.

Tapi benarkah "Kata Pengantar" skripsi itu tak penting? 

Lalu, apa semestinya isi "Kata Pengantar" skripsi itu?

Saya akan coba jawab. Singkat-singkat saja.

***

Dalam suatu kelas kuliah "Dinamika Pembangunan Desa" di IPB awal 1980-an, Prof. Sajogyo, pengampu mata kuliah itu, pernah memberi nasihat.

Katanya, "Kalau membaca sebuah buku, mulailah dengan membaca 'Kata Pengantar'. Bagus tidaknya sebuah buku, tergambar dari isi 'Kata Pengantar'-nya."

Intinya, kata Prof. Sajogyo, "Kata Pengantar" itu harus mengantarkan isi buku secara garis besar ke hadapan sidang pembaca.

Hal itu dinasihatkannya kepada kami, mahasiswanya, terkait tugas baca buku dan bikin ringkasannya, satu judul per minggu. Logikanya, setelah membata "Kata Pengantar" -- dan kemudian "Daftar Isi" -- akan lebih mudah membaca dan menangkap isi buku secara cepat.

Nasihat Prof. Sajogyo itu berlaku juga untuk "Kata Pengantar" skripsi. Garis besar isi skripsi, harus tersaji dalam "Kata Pengantar"-nya.

Jadi, kalau "Kata Pengantar" sebuah skripsi dimulai dengan kalimat "Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa ...", maka hal itu jelas ngawur, sebuah kesalahan.

Bukan ucapan puji syukurnya yang salah, ya. Tapi penempatan ucapan itu sebagai kalimat pertama "Kata Pengantar", itulah yang salah.

Bukannya tak boleh. Boleh-boleh saja. Apalagi dalam konteks masyarakat Indonesia yang konon sangat religius. 

Tapi jelas ucapan terimakasih (acknowledgments) bukanlah isi yang terpenting dalam "Kata Pengantar" sebuah skripsi.

***

Lantas, apa yang seharusnya menjadi isi "Kata Pengantar" sebuah skripsi?

Saya kutipkan saja patokan dari Kate L. Turabian dalam bukunya, A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations (Chicago: The University of Chicago Press, 1969). Buku ini merujuk pada gaya tulis selingkung yang dibakukan University of Chicago Press dalam buku A Manual of Style (Chicago: University of Chicago Press, 1964) -- gaya selingkung tertua (sejak 1891).

Buku klasik karya Turabian itu dulu saya wajibkan untuk dibaca mahasiswa (S1, S2, S3) peserta kuliah "Metode Penelitian Sosial".

"Kata Pengantar" skripsi, juga tesis dan disertasi, kata Turabian memuat hal-hal berikut:

"... alasan melakukan penelitian, latar-belakangnya, lingkup, dan tujuannya, serta ucapan terimakasih atas bantuan pribadi dan institusi selama proses penelitian dan penulisan" (Turabian, 1969: 4).

Perhatikan empat isi pokok "Kata Pengantar" skripsi -- di luar ucapan terimakasih -- menurut Turabian:

  • Alasan penelitian: hal-hal obyektif (saintifik) dan subyektif (pengalaman pribadi) yang mendorong pelaksanaan penelitian;
  • Latar belakang penelitian: fakta empiris ataupun teoritis yang menjadi konteks penelitian;
  • Lingkup penelitian: teba, aras, dan pumpunan aspek dan masalah penelitian;
  • Tujuan penelitian: target capaian teoritik atau empirik penelitian, baik itu bersifat eksplanatif (kuantitatif) maupun deskriptif (kualitatif).

Paparan tentang alasan, latar-belakang, lingkup, dan tujuan penelitian itu harus dianggit semenarik mungkin. Sehingga calon pembaca tertarik masuk ke dalam isi skripsi.

Bagaimanapun, intensi "Kata Pengantar" itu untuk mengundang pembaca. Agar tertarik membaca skripsi itu.  

Timbul pertanyaan. Kalau "Kata Pengantar" memberi indikasi isi skripsi, lantas apa bedanya dengan ringkasan (summary) dan abstrak (abstract) skripsi?

Bedanya, "Kata Pengantar" tidak eksplisit menyampaikan hasil dan kesimpulan penelitian skripsi. Hanya menyampaikan indikasi-indikasi hasil penelitian. 

Tambahan, pada "Kata Pengantar" bisa ditambahkan penghargaan atau ucapan terimakasih kepada orang-orang dan atau organisasi yang telah mendukung terlaksananya penelitian skripsi. 

Sedangkan ringkasan dan abstrak adalah "miniatur" struktur dan isi laporan penelitian atau skripsi. Di situ secara ringkas (ringkasan, 1-2 halaman) atau sangat ringkas (abstrak, 1 paragraf) disampaikan apa masalah, tujuan, metode, hasil, dan simpulan penelitian skripsi. Ditambah beberapa kata kunci (keywords), khusus pada abstrak.

***

Sebenarnya struktur isi dan urgensi "Kata Pengantar" suatu skripsi sangat tergantung pada gaya selingkung (inhouse style) yang berlaku di sebuah Perguruan Tinggi.

Perguruan Tinggi di Indonesia umumnya menggunakan struktur ala Turabian di atas. Menggabungkan paparan indikatif tentang isi skripsi (alasan, latar-belakang, lingkup, tujuan) dan ucapan terimakasih. 

Tapi sepanjang istilahnya adalah "Kata Pengantar", maka penggunaan kalimat doa syukur kepada Tuhan sebagai kalimat pertama tetaplah sebuah kesalahan. 

Alasannya, dalam struktur isi "Kata Pengantar" hal yang harus dikedepankan adalah pernyataan perihal isi skripsi itu.

Sebab "Kata Pengantar" skripsi itu mengantarkan hasil penelitian ke khalayak pembaca. Bukan semacam "Kata Sambutan" yang lazim diawali dengan ucapan syukur pada Tuhan. 

Kecuali gaya selingkung misalnya memisahkan "Kata Pengantar" dari "Ucapan Terimakasih". Itu bisa saja.

Jika demikian, maka boleh-boleh saja ucapan terimakasih kepada Tuhan ditempatkan sebagai kalimat pertama. Atau mungkin juga sebagai kalimat terakhir. Atau tak diujarkan sama sekali. Tergantung bagaimana ekspresi keimanan penulis saja.

Tak jarang juga saya menemukan "Kata Pengantar" skripsi sepenuhnya berisi ucapan terimakasih. Mulai dari terimakasih kepada Tuhan sampai kepada hansip desa. Kalau isinya begitu, sebenarnya cukup dijuduli "Ucapan Terimakasih"

Terakhir. Kalau sudah pernah atau sedang menulis, coba baca sekali lagi "Kata Pengantar"-nya. Jangan-jangan itu cuma "Ucapan Terimakasih". (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun