Kita beri jeda pada Ayah Tuah, ahli Lubangologi itu, untuk berpikir santai.
***
Mari bicara punggung. Maksudku metafora punggung.
Ada judul artikel yang imajinatif begini.
"Jalur Punggung Naga Gunung Piramid, Hanya untuk Para Pendaki yang Bernyali" (superlive.id, 01.11.2022).
Ah, punggung naga. Kenapa bukan bilah lereng?
Bilah lereng, tonjolan tanah memanjang pada lereng gunung, kiri-kanannya jurang dalam. Kadang disebut jembatan shirat al-mustaqim.
Ah, itu metafora. Pasti begitu kata Ayah Tuah.
Ya, metafora. Bilah lereng itu diibaratkan -- tepatnya dibayangkan -- sebagai tubuh seekor naga. Lalu bagian atasnya diibaratkan sebagai "punggung" (naga).
Imajinatif, bukan?Â
Tapi, lebih penting lagi, metafora "punggung naga" itu logis. Masuk akal. Â