Sebuah pertanyaan. Mengapa tidak diberitakan masuk lubang sumur?
Coba periksa deh berita-berita serupa di internet.Â
Semua begitu. Frasa yang digunakan "masuk sumur" atau "terjun ke sumur". Bukan "masuk lubang sumur" atau "terjun ke lubang sumur".
Kenapa?
Karena para pewarta paham banget sumur adalah lubang. Lubang vertikal ke tanah. Bukan horizontal. Itu namanya terowongan.
Semua sumur adalah lubang.
Tapi tak semua lubang adalah sumur. Ada jenis lubang yang sudah lubang dari sononya. Setelah ditusuk benda lonjong tumpul, tambah lebar.Â
Itu terjadi pada lubang hidung tukang ngupil. Mikir ape lo, Acek!
Mau bilang para pewarta tak paham majas pleonasme? Beuh! Mereka "buaya" pleonasme sejak dari judul berita.
Gak percaya? Periksa saja judul-judul berita skandal esek-esek di media massa daring.
Tapi lupakan sejenak soal lubang.