Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

[World Cup Qentir #14] Maroko Berkhianat, Prancis Menghukum 2-0

15 Desember 2022   05:39 Diperbarui: 15 Desember 2022   20:30 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gol pertama Prancis dibuat Theo Hernandez (Foto: Getty Images/Dan Mullan via detik.com)

Maroko mengkhianati strategi bertahan andalannya, maka Prancis menghukumnya dengan skor 2-0.

Dalam tulisan prediktif kemarin, saya membayangkan laga Prancis lawan Maroko akan monoton karena keduanya sama-sama menerapkan strategi bertahan -- catenaccio dan atau parkir bus.

Ternyata tak begitu. Hanya Maroko yang awalnya menerapkan strategi "parkir bus" dengan formasi 5-4-1. Ini strategi bertahan spartan.

Sementara Prancis menggunakan komposisi 4-2-3-1. Berimbang antara bertahan dan menyerang. Itu formasi yang membuat Prancis menaklukkan Inggris 2-0 di perempat final.

Tentang Maroko harus dikatakan sudah berkhianat pada diri sendiri sejak dari formasi lapangan. Berkhianat pada pola 4-3-3 yang sebelumnya konsisten diterapkan dan sukses mengantarnya ke semifinal Piala Dunia 2022 Qatar.

Lalu, tentang Prancis harus dikatakan penerapan pola 4-2-3-1 nenjadi sangat berbahaya karena adanya "Faktor Mbappe".

Faktor Mbappe inilah yang membuat Bounou, kiper Maroko, harus memungut bola dua kali dari gawangnya. Gol-gol yang mencoret clean sheet Bounou.

Gol pertama Prancis, sebuah gol cepat di menit 5, adalah buah tembakan Mbappe yang membentur pemain Maroko, lalu menghasilkan bola rebound yang disambar Hernandez dengan tendangan pantul ke tanah. Gol! Skor 1-0 untuk Prancis.

Gol cepat itu menyengat para pemain Maroko. Mereka kelyar dari "parkiran bys" menggempur Prancis habis-habisan. Demi sebuah gol penyeimbang, atau syukur-syukur dua gol kemenangan.

Dan sebuah pengkhianatan lagi sekaligus ironi terjadi.  Maroko mengkhianati strategi bertahan tital 5-4-1 dengan cara menyerang dan mengurung Prancis terus-menerus. Demikian berlangsung sepanjang sisa babak pertama dan kedua. Tercatat Maroko menguasi bola 63 persen.

Sebaliknya Prancis mengoptimalkan potensi bertahan pada formasi 4-2-3-1. Hasilnya mirip pertahanan "parkir bus" ala Maroko. Menguasai bola 38 persen, menghasiljan 2 gol dari 3 tembakan ke gawang.

Di situlah ironi terjadi. Maroko tidak paham kelemahan strategi "parkir bus" andalannya. Karena itu gawang Lloris bersih, aman dari gol. Maroko hanya bisa 3 kali menemvak ke gawang Prancis.

Maroko harus membayar pengkhianatannya pada menit 79. Sekali lagi tembakan Mbappe membentur pemain Maroko, lalu menghasilkan bola rebound yang langsung dieksekusi Kolo -- pengganti Dembele -- menjadi gol kedua. 

Skor 2 - 0 untuk kemenangan mutlak Prancis.

Ah, jadi ingat kemarin saya meramal skor 3 - 1 untuk kemenangan Prancis. Faktanya 2 - 0. Adakah bedanya? Secara matematis skor 3 - 1 = (3-1) - (1-1) = 2 - 0. Sama saja, kan? :D

Dua gol Prancis itu mengajarkan satu jurus gol. Pertahanan parkir bus rawan bola rebound yang bisa dikonversi jadi gol. Jadi jika lawan menerapkan "parkir bus", ciptakanlag sebanyak-banyaknya  rebound dengan cara sebanyak-banyaknya nenembakkan bola ke tubuh lawan.

Pada akhirnya, apa yang harus dikatakan?

Pengkhianatan menghasilkan kepahitan tapu kesetiaan menghasilkan kemanisan.

Begitulah. Laga subuh (WIB) baru saja usai di Stadion Al Bayt Qatar.  Maroko keluar lapangan dengan kepahitan.  Sementara Prancis keluar dengan kemanisan.

Prancis akan berhadapan dengan Argentina di final Piala Dunia 2022. 

Siapa juaranya? Ya, belum tahu. Kan, belum main. (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun