Data petani pangan skala kecil itu penting. Karena menjadi dasar untuk analisis ketahanan pangan dan gizi, kehidupan pedesaan yang berkelanjutan, dan produksi pangan global.
Indikator SDG’s Pertanian yang dicakup dalam ST 2023 adalah indikator terpilih dari dua tujuan. Tujuan nomor 2, Tanpa Kelaparan (Zero Hunger) dan, nomor 5 Kesetaraan Gender (Gender Equity). Â
Dari tujuan Tanpa Kelaparan, diambil tiga indikator. Pertama, volume produksi per unit tenaga kerja menurut kelas usaha. Kedua, rerata pendapatan produsen makanan petani skala kecil. Ketiga, proporsi lahan pertanian dengan pengelolaan di bawah kriteria produktif dan pertanian berkelanjutan.
Sementara dari tujuan Kesetaraan Gender dipilih dua indikator. Pertama, persentase penduduk dengan kepemilikan/keterjaminan ha katas lahan pertanian berdasar gender. Kedua, komposisi perempuan sebagai pengelola atau pemegang haak tas lahan pertanian.
Data geospasial yang dikumpulkan ST 2023 mencakup titik bujur/lintang dan lokasi lahan berdasar jenis penggunaannya. Berdasar itu dapat dipetakan sebaran rumahtangga/unit usaha pertanian dan lahan pertanian. Sekaligus data itu menjadu dasar untuk menghitung luas baku lahan pertanian.
Khusus data manajemen pertanian, ST 2023 akan mengumpulkan antara lain data kelembagaan serta adopsi teknologi informasi dan komunikasi. Kaitannya antara lain dengan adopsi teknologi pertanian cerdas (smart farming) oleh petani.
Produk Strategis ST 2023 dan Sedikit Catatan
Secara garis besar, di atas  sudah dipaparkan enam gugus data pertanian Indonesia yang akan dihasilkan  ST 2023.  Dari data itu dapat dihasilkan sejumlah informasi strategis pertanian nasional, mencakup data dan analisis (tafsir),  seperti pada grafis di bawah ini.
Merujuk pada informasi tersebut, pemerintah dapat menyusun kebijakan strategis pembangunan pertanian nasional secara lebih akurat. Â Semisal kebijakan modernisasi pertanian, regenerasi petani, pengendalian konversi lahan pertanian, pengelolaan irigasi dan kesehatan lahan, kesejahteraan petani khususnya petani gurem, bantuan benih dan pupuk, dan ketahanan/kedaulatan pangan.
Terkait informasi strategis tersebut ada sedikitnya dua catatan. Â
Pertama, Â secara khusus perlu untuk menaruh perhatian lebih pada lapisan petani gurem. Â Petani yang menguasai lahan di bawah 0.5 hektar. Â