Lha, kalau bukan Acek Rudy, lalu siapa? Coba kamu beritahu Engkong Felix, selain Acek, siapa yang paling layak jadi Kompasianer of the Year (KoY) 2022? Biar Engkong bully dia!
Ini soal pilihan. Kenapa kamu gak nanya alasan Engkong menjagokan Acek Rudy sebagai KoY.
Kalau itu pertanyaanmu, Engkong akan jawab baik-baik.
Begini. Pertama, sepakat dulu kriteria KoY. Admin Kompasiana gak pernah membuka kriterianya secara spesifik.Â
Tapi dari pengalaman terdahulu, orang yang terpilih sebagai KoY adalah kompasianer yang memberi kontribusi signifikan, kalau bukan luar biasa, bagi Kompasiana, Kompasianer, dan masyarakat.
Engkong akan tunjukkan betapa Acek Rudy memenuhi tiga kriteria itu.
Pertama, manfaat untuk Kompasiana. Hanya dengan satu artikel, Acek Rudy telah membuat Kompasiana dibaca jutaan kali (views) dalam beberapa hari. Â
Itu diakukan Acek Rudy melalui artikelnya "Inikah Mafia Minyak Goreng yang Dimaksud Menteri Perdagangan?" (Kompasiana.com, 21 Maret 2022). Artikel ini superviral, dilihat pembaca sebanyak 1 597,226 kalu (views).
Coba, siapa kompasianer yang memberi kontribusi lebih besar dari itu kepada Kompasiana? Felix Tani? Beuh, lewat! Kompasianer pucisan dia itu.
Kedua, manfaat untuk kompasianer. Dengan rentang topik atau isu yang sangat lebar, Acek Rudy telah memberikan manfaat pengetahuan dan perspektif yang luas dan baru bagi kompasianer.
Awalnya Acek Rudy itu fokus pada topik numerologi. Tapi karena Engkong bully, dia melebar ke topik Kamasutra. Sambil jualan obat kuat. Engkong bully lagi, eh, dia melakukan deversifikasi topik secara besar-besaran. Jadilah Acek Rudy jadi "Kompasianer Palugada".
Tapi sebenarnya kompetensi Acek Rudy itu adalah manajemen bisnis ritel. Dia pelaku dan pemikir di bidang itu. Jika dia menulis artikel bisnis ritel, perhatikanlah, sejatinya dia menerapkan prinsip-prinsip dasar nomerologi dan kamasutra.Â
Tentang yang terakhir ini, the kamasutra of retail business, Engkong sudah pernah tulis. Silahkan cari sendiri. Â Jangan maunya diloloh saja. Â
Satu-satunya yang cilaka dari Acek Rudy adalah puisi. Sebenarnya Acek hanya beberapa kali nulis puisi. Tapi itu sudah overdosis untuk bikin pembaca pusing  tujuh keliling. Acek, tolong jangan berpuisi lagi. Ngeri!
Ketiga, manfaat untuk masyarakat. Acek menginisiasi pembentukan Komunitas Mettasik Kompasiana. Melalui komunitas ini, Acek mengajak rekan-rekan penganut Budha untuk menebar nilai-nilai kebaikan dan kebajikan Budhis yang bersifat universal kepada khalayak. Melalui artikel-artikel inspiratif di Kompasiana dan seri webinar.
Inisiatif Acek Rudy ini memungkinkan masyarakat, khalayak pembaca Kompasiana, untuk lebih mengenal nilai-nilai kasih dan damai ala Budhisme. Tanpa pretensi Budhaisasi.
Eloknya, komunitas itu terbuka juga untuk kalangan non-Budha. Alhasil, Komunitas Mettasik itu pada akhirnya menjadi wahana dialog antar penganut agama/kepercayaan yang beragam. Semacam wahana Bhinneka Tunggal Ika.
Nah, dengan tiga kriteria di atas, masih ada yang mau bilang Acek Rudy tak layak dinobatkan sebagai KoY 2022?
Kalau ada yang berpikiran begitu, pasti dia oposan atau antagonis yang selalu berdoa agar Acek Rudy tidak hadir di Bentara Budaya Jakarta tanggal 3 Desember 2022.
Mungkin dia takut gak bisa tahan nafsu kalau nanti ditawari Acek Rudy obat kuat gratis. (eFTe)
Â
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H