Alasannya, kualitas tim-tim Asia-Afrika terlalu rendah untuk standar Piala Dunia. Tak menjual. Â Penonton tak sudi datang ke stadion untuk menonton pertandingan yang buruk. Itu artinya kerugian bisnis kapitalistik Puala Dunia.
Ada korelasi antara kapital dan kemajuan sepakbola. Sebab sepakbola modern sudah menjadi industri kapitalistik. Ada modal yang digelontorkan untuk investasi pemain, kesehatan, Â teknologi, riset, edikadi, stadion, dan lain-lain. Â Investasi itu harus menghasilkan pendapatan dan surplus.Â
Investasi kapitalistik semacam itu terpusat terutama di negara-negara Eropa. Ke sanalah pemain-pemain berbakat terutama dari Afrika dan Amerika Selatan merumput sebagai pemain bayaran. Kemudian juga dari Jepang dan Korea Selatan yang sepakbolanya berkembang pesat seiring kemajuan ekonomi kapitalis di sana.
Tapi dalam dekade terakhit Asia-Afrika telah membangun sepakbolanya dengan merujuk Eropa dan Amerika. Ada sedikitnya lima sumber belajar yang dioptimalkan. Membayar pelatih asal Eropa-Amerika, mengekspor pemain ke tim-tim Eropa, naturalisasi pemain Eropa-Anerika, latih-tanding ke Eropa, dan pertandingan persahabatan.
Hasilnya. Jelas terlihat dalam gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar. Arab Saudi membabat juara dunia dua kali Argentina 2-1. Jepang mencukur juara dunia empat kali Jerman 2-1. Dan yang paling dramatis, Iran yang kalah 2-6 dari Inggris, balas mempecundangi Wales 2-0 di menit-menit akhir injury time.Â
Sebenarnya Korsel juga pantas disebut. Sukses menahan imbang 0-0 juara dunia dua kali Uruguay.
Jika melihat kualitas permainan Arab Saudi, Jepang, Iran, dan Korsel serta wakil-wakil Afrika, tak mustahil babak perempat-final akan diisi negara dari empat benua -- Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika (Selatan). Bahkan mungkin juga semi-final akan mempertemukan wakil dari empat benua itu.
Jika itu terjadi, maka era supremasi sepakbola Eropa-Amerika telah berakhir. Tidak ada lagi struktur pusat-pinggiran yang diskriminatif dalam sepakbola dunia.
Mudah-mudahan itu bukan mimpi kosong yang dipicu eforia kemenangan Arab Saudi, Jepang, dan Iran.Â
Ngomong-ngomong, Indonesia kok gak nongol di Qatar, ya. (eFTe)
*Ralat: Pada Piala Dunia 2002 Korsel tembus ke semifinal dan menduduki peringkat 4.