Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

[World Cup Qentir #01] Timnas Qatar Mengingatkan pada Timnas U-17 Indonesia

21 November 2022   16:30 Diperbarui: 23 November 2022   12:23 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Ekuador, Enner Valencia, menyundul bola ke gawang Qatar dalam laga pembuka Grup A Piala Dunia 2022 di Stadion Al Bayt, Minggu (20/11/2022) malam WIB. (AP Photo/Darko Bandic via liputan6.com)

Bukan mengingatkan soal kemampuan nyepakin bolanya. Timnas Senior Qatar jauh bangetlah di atas Timnas U-16 Indonesia. Ojo dibandingke, Lur.

Kegagalan strategi yang berujung kekalahan. Itulah yang mengingatkan pada Timnas U-17 Indonesia.  

Hanya butuh hasil imbang untuk melaju ke final Piala Asia U-17 2023. Eh, Timnas U-17 Indonesia dibabat Timnas  Malaysia 1-5 pada laga pamungkas kualifikasi di Stadion Pakansari, Cibinong pada 9 Oktober 2022 lalu.

Itu bukan soal nasib dengan dalih "bola itu bundar".  Lha, kalau bulat gepeng itu kue cucur namanya.  Ngeles aja!

Gagal strategi.  Itu soalnya.  Strategi Timnas U-17 diwarnai pertahanan lemah, transisi menyerang-ke-bertahan lelet,  lapangan tengah kedodoran, dan ujung tombak tumpul. Akibatnya, tusukan-tusukan cepat dan bertenaga dari penyerang Malaysia tak terantisipasi dan tak terbendung.  

Lalu gol, gol, gol, gol, gol! Lima kali berentet, Bro.  

Pemain Indonesia bingung, frustasi. Macam sekumpulan anak ayam kehilangan induk. (Kamu pasti sulit membayangkannya karena belum pernah jadi anak ayam.)

Begitulah.  Permainan Timnas Qatar  sepanjang laga melawan Ekuador tadi malam (20/11/2022) membawa ingatan pada kinerja Timnas U-17 Indonesia saat melawan Malaysia.

Kalah strategi.  Pertahanan rapuh, lapangan tengah gamang, ujung tombak  tumpul, dan transisi menyerang-ke-bertahan lamban.  

Sebaliknya, pemain Ekuador  bermain efisien dan efektif. Mengalir seperti air, menghunjam seperti  elang . 

Kecepatan si tua (32 tahun) Enner Valencia   dan Michael Estrada  sebagai ujung tombak  tak terbendung oleh lini pertahanan Qatar. Cilakanya, pemain belakang Qatar lebih sibuk memperhatikan pergerakan bola ketimbang pergerakan pemain Ekuador..  

Pergerakan Enner nyaris tak terbaca pemain Qatar.  Hampir tak ada penjagaan yang berarti kepadanya, terutama kepala mautnya itu. Gol pertama yang dianulir dan gol ketiga dilesakkan Enner dengan kepalanya yang tak terjaga.  Kenapa sih gak ada  bek Qatar yang menjaga kepala Enner  agar tak merajalela macam gundul pringis?

Gol kedua Ekuador bahkan dilesakkan Enner tanpa sedikitpun gangguan dari pemain Qatar.  Dia hanya berhadapan dengan kiper Qatar, Saad Al Sheeb.  Soalnya itu gol dari titik penalti, Bro.  Enner melesakkan bola santai ke sudut kiri gawang karena Al Sheeb sudah melemparkan tubuh ke kanan sebelum Jenner menendang bola.  Kocak!

Qatar bukannya tanpa peluang.  Pada babak kedua permainan Qatar agak membaik. Sekurangnya ada tiga peluang yang gagal jadi gol. Tendangan dan tandukan melenceng ke luar gawang.  Itu pasti bukan kesengajaan.

Aneh, Qatar itu kan kampiun Piala Asia 2019.  Kok gak ada gregetnya, ya.  Sentuhan pelatihnya, Felix Tani ...eh Felix Sanchez, mantan arsitek Barcelona Junior, gak terlihat.  Dimana itu permainan bola pendek cepat ala Barca?  

Malahan pemain belakang Qatar lebih sering mengirim bola jauh ke  daerah pertahanan Ekuador.  Bola-bola yang gampang diredam pemain bertahan Ekuador.

Satu pertanyaan.  Tinggi badan pemain Qatar dan Ekuador itu  setara.  Tapi kenapa pemain Qatar lebih sering kalah dalam perebutan bola atas?  Kurang latihan lompat pagar?

Barangkali Qatar itu tuan rumah yang baik hati.  Ingin menyenangkan hati  tamunya dengan memberi kemenangan.  Mungkin Senegal dan Belanda juga nanti akan diberi kemenangan.

Entahlah. Tapi ini Piala Dunia, kan?  Bukan laga persahabatan? (eFTe)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun