Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mukjizat Pengalaman Pertama ke Luar Negeri

18 Oktober 2022   07:20 Diperbarui: 19 Oktober 2022   08:09 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mukjizat. Itu adalah kosa kata favorit bagi manusia malas mikir. Atau mungkin bagi manusia saleh.

Itu pernah terjadi pada Engkong Felix. (Malas mikir, bukan saleh.) Dulu, suatu hari di paruh kedua 1980-an. 

Sudah lama nian, ya. Mungkin ada di antara kamu yang belum lahir waktu itu.  Sebab ayah dan ibumu belum kenal acan.

Kisahnya begini. (Engkong sruput kopi pait dulu.)

Begini. (Engkong gigit ketimus dulu.)

Waktu itu Engkong (masih jomlo kinyis) dalam penerbangan pulang kampung. Dari Soekarno-Hatta Cengkareng ke Polonia Medan. Naik Garuda, gaes.

Itu pengalaman kedua Engkong naik kapal terbang. Yang pertama tahun 1980. Terpaksa naik Mandala lantaran kapal laut Tampomas rusak. 

Menjelang pendaratan di Polonia, tiba-tiba terdengar pengumuman dari pramugari bersuara merdu. 

"Para penumpang yang terhormat. Dikarenakan kondisi cuaca di udara Polonia tidak memungkinkan untuk pendaratan, maka pesawat Anda untuk sementara akan mendarat di Bandara Subang, Kuala Lumpur. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini."

Kira-kira begitu bunyi pengumumannya. Persisnya lupa. Sudah 30-an tahun lalu, kan. Pramugarinya, mudah-mudahan masih hIdup sehat, mungkin sekarang sudah jadi nenek-nenek dan tetap gak kenal Engkong.

Para penumpang langsung bereaksi. Ada yang gelisah, lalu bergegas antri ke toilet. Ada yang saling pandang sambil tersenyum kecut dan geleng-geleng kepala. Ada yang raut mukanya kesal, mungkin karena bakal telat hadir rapat di gubernuran. Ada gadis yang sendu, mungkin sedih pacarnya harus menunggu lebih lama di Polonia.  Ada yang diam pejam mata, berdoa.  Ada yang antusias dengan mata berbinar-binar.

Yang terakhir ini adalah Engkong Felix. Engkong senang gak kepalang kapal terbang divert (numpang mendarat) di Bandara Subang Kuala Lumpur.

"Mujjizat!" Engkong sorak-sorak bergembira dalam hati. Pucuk dicinta ulam tiba. Niatan pulang kampung ke Toba, eh, cita-cita pergi ke Luar Negeri kesampaian.

Coba, ada yang mau bilang itu bukan mukjizat? Gak usah mikir!

Singkat kata, singkat cerita, kapal terbang Garuda berisi Engkong dan lain-lain mendarat mulus di Bandara Subang, Kuala Lumpur.

Engkong sumringah banget. Wajahnya full senyum. Kebayang dirinya bisa menginjak bumi Malaysia, walau cuma di gedung bandara. Gak apalah. Yang penting, Malaysia itu luar negeri, kan?

Ah, Engkong bisalah nanti membanggakan diri pada teman-temannya di kampung. Bangga sudah pernah ke luar negeri.

Saking bangganya, Engkong waktu itu berjanji untuk menuliskan pengalaman pertama ke luar negeri itu di Kompasiana. Kendati waktu itu Kompasiana belum ada.

Terdengar lagi pengumuman dari pramugari bersuara merdu itu.

"Para penumpang yang terhormat. Kita akan berhenti di sini sekitar 30 menit. Tetaplah berada di kursi Anda sampai pesawat kembali diberangkatkan ke Bandara Polonia. Terimaksih."

Yaolooo...! 

Ah, tapi tetap saja itu perjalanan ke Luar Negeri, kan? Tetap saja itu mukjizat, kan?

Jangan ngetawain Engkong, dong. Please. (eFTe)

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun