Para penumpang langsung bereaksi. Ada yang gelisah, lalu bergegas antri ke toilet. Ada yang saling pandang sambil tersenyum kecut dan geleng-geleng kepala. Ada yang raut mukanya kesal, mungkin karena bakal telat hadir rapat di gubernuran. Ada gadis yang sendu, mungkin sedih pacarnya harus menunggu lebih lama di Polonia. Â Ada yang diam pejam mata, berdoa. Â Ada yang antusias dengan mata berbinar-binar.
Yang terakhir ini adalah Engkong Felix. Engkong senang gak kepalang kapal terbang divert (numpang mendarat) di Bandara Subang Kuala Lumpur.
"Mujjizat!" Engkong sorak-sorak bergembira dalam hati. Pucuk dicinta ulam tiba. Niatan pulang kampung ke Toba, eh, cita-cita pergi ke Luar Negeri kesampaian.
Coba, ada yang mau bilang itu bukan mukjizat? Gak usah mikir!
Singkat kata, singkat cerita, kapal terbang Garuda berisi Engkong dan lain-lain mendarat mulus di Bandara Subang, Kuala Lumpur.
Engkong sumringah banget. Wajahnya full senyum. Kebayang dirinya bisa menginjak bumi Malaysia, walau cuma di gedung bandara. Gak apalah. Yang penting, Malaysia itu luar negeri, kan?
Ah, Engkong bisalah nanti membanggakan diri pada teman-temannya di kampung. Bangga sudah pernah ke luar negeri.
Saking bangganya, Engkong waktu itu berjanji untuk menuliskan pengalaman pertama ke luar negeri itu di Kompasiana. Kendati waktu itu Kompasiana belum ada.
Terdengar lagi pengumuman dari pramugari bersuara merdu itu.
"Para penumpang yang terhormat. Kita akan berhenti di sini sekitar 30 menit. Tetaplah berada di kursi Anda sampai pesawat kembali diberangkatkan ke Bandara Polonia. Terimaksih."
Yaolooo...!Â