Mukjizat. Itu adalah kosa kata favorit bagi manusia malas mikir. Atau mungkin bagi manusia saleh.
Itu pernah terjadi pada Engkong Felix. (Malas mikir, bukan saleh.) Dulu, suatu hari di paruh kedua 1980-an.Â
Sudah lama nian, ya. Mungkin ada di antara kamu yang belum lahir waktu itu. Â Sebab ayah dan ibumu belum kenal acan.
Kisahnya begini. (Engkong sruput kopi pait dulu.)
Begini. (Engkong gigit ketimus dulu.)
Waktu itu Engkong (masih jomlo kinyis) dalam penerbangan pulang kampung. Dari Soekarno-Hatta Cengkareng ke Polonia Medan. Naik Garuda, gaes.
Itu pengalaman kedua Engkong naik kapal terbang. Yang pertama tahun 1980. Terpaksa naik Mandala lantaran kapal laut Tampomas rusak.Â
Menjelang pendaratan di Polonia, tiba-tiba terdengar pengumuman dari pramugari bersuara merdu.Â
"Para penumpang yang terhormat. Dikarenakan kondisi cuaca di udara Polonia tidak memungkinkan untuk pendaratan, maka pesawat Anda untuk sementara akan mendarat di Bandara Subang, Kuala Lumpur. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini."
Kira-kira begitu bunyi pengumumannya. Persisnya lupa. Sudah 30-an tahun lalu, kan. Pramugarinya, mudah-mudahan masih hIdup sehat, mungkin sekarang sudah jadi nenek-nenek dan tetap gak kenal Engkong.