Begitu pula dengan prinsip-prinsip The KoRB yang selama ini dirahasiakan Acek Rudy. Tanpa disadari Acek, muncul juga dalam artikel "Planogram Sederhana: Membuat Tempat Usaha Berfungsi Maksimal" (K. 27/9/2022).
Untuk meliarkan imajinasimu sedikit, kamu tinggal mengganti kata "usaha" dengan "tidur" pada judul artikel itu. Oke, sudah terasa liar sekarang?
Coba perhatikan lima tip 'n trik planologi ruang jualan ritel ala Acek Rudy. Penempatan produk pada area strategis; perhatikan eye level; penempatan barang yang pasti laku; perhatikan kategori produk; perhatikan estetika.
Kesejajarannya dengan tip 'n trik Kamasutra: pilih tempat strategis; Â mainkan kontak mata; ambil posisi yang paling enak; Â eksploitasi titik-titik kategori sensitif; percantik/perganteng diri.
Ada lima tujuan planologi ruang jualan menurut Acek Rudy. Memaksimalkan tempat jualan; meningkatkan omzet; memudahkan kontrol barang keluar-masuk; memperindah toko; membentuk citra toko.
Begini kesejajarannya dengan tujuan Kamasutra. Memaksimalkan tempat tidur; meningkatkan kepuasan; memudahkan kontrol barang keluar-masuk (ini jelas dengan sendirinya, ya); memperindah hidup; membentuk citra bahagia.
Apakah kesejajaran planologi ruang ritel dengan kamasutra itu mengada-ada atau lebay? Sama sekali tidak. Tafsir tekstual dan kontekstual atas isi artikel Acek Rudy memang bermuara pada paralelisme semacam itu. Engkong, sebagai veteran periset kualitatif, sudah bersikap obyektif di sini.
Atau mungkin ada yang menyanggah. Apakah analisis atas sebuah artikel saja memadai sebagai dasar untuk menyimpulkan kesejajaran manajemen bisnis ritel dengan kamasutra?
Begini. Pernah dengar metode falsifikasi Karl R. Popper?
Itu kebalikan dari metode verifikasi. Dalam metode verifikasi, jika kamu mengambil sampel tiga (30%) dari 10 butir telur, dan ternyata ketiganya bagus, maka kamu boleh simpulkan telur-telur itu umumnya bagus.
Sebaliknya dengan falsifikasi. Jika satu dari tiga sampel telur itu busuk, maka kamu boleh simpulkan tidak semua telur itu bagus.