Ya, hanya beberapa lokasi. Karena keterbatasan fitur jua. Namanya juga napak tilas di internet.Tapi lumayanlah.
Kita lihat lokasi itu satu per satu ya?
Kampung Panatapan
Ini kampung kelahiran dan masa kecil Poltak. Karena jauh dari jalan raya Trans-Sumatera, saya hanya bisa menyajikan foto "pandangan burung". Ini hasil tangkapan layar Google Map.
Panatapan tahun 1960-an dan awal 1970-an jelas tidak seperti pada foto itu. Dulu hanya ada tujuh unit rumah di sana. Empat rumah di sebelah barat kebun kopi -- jalur hijau rimbun di tengah bawah pada foto. Tiga rumah di sebelah timur. Rumah kakek Poltak ada di timur, mepet kebun kopi.
Bukit Partalinsiran btampak di sudut kiri atas. Di situ Poltak, Binsar, Bistok, dan anak-anak lain dulu martalinsir, main seluncuran. Ingat episode pantat Poltak tertusuk patahan batang rem tangan seluncuran?
Berbatasan dengan rumah-rumah di belahan timur, pada bagian bawah (selatan) dulu adalah kebun nenas milik nenek Poltak. Episode percakapan Poltak dan Berta sambil makan nenas terjadi di kebun itu.
Area bawah (selatan) kebun kopi dan nenas itu adalah hamparan persawahan milik warga. Sejumlah episode novel Poltak mengambil areal persawahan itu sebagai ajang. Antara lain epuside Poltak dan Berta kehujanan lalu berteduh di sebuah dangau di tengah sawah.
Holbung, padang rumput, lokasi Poltak, Binsar, dan Bistok menggembala kerbau dan berburu puyuh ada jauh di sebelah timur kampung. Harus lewat pancuran kampung bila  hendak ke sana. Pancuran itu ada di sudut kiri atas bidang kebun (hijau) di bagian kanan atas foto.
Gunung Simanuk-manuk
Ini gunung sakral untuk warga Panatapan atau Uluan-Toba umumnya. Dipercaya sebagaitempat semayam Namartua Raja Nairasaon, roh leluhur marga-marga raja di Uluan Toba. Marga-marga Manurung, Sitorus, Sirait, dan Butar-butar.
Gunung Simanuk-manuk itu semacam kiblat bagi warga Panatapan atau Uluan umumnya. Karena letaknya di timur, tempat matahari terbit, mereka praktis selalu melihat gunung itu setiap pagi. Dengan begitu, mereka ingat berasal dari satu leluhur  yang sama, Raja Nairasaon.