Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Karma yang Aneh di Jalan Amat Buras Jakarta

9 September 2022   10:39 Diperbarui: 9 September 2022   16:29 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gorengan (Foto: sindonews.com)

"Horas, Bang!"

"Bah. Horas."

Salam Frans mengagetkan Poltak pagi ini. Tiba-tiba saja dia nongol di depan rumah Poltak di Gang Sapi, Jakarta Selatan.

Poltak sampai salah ketik "Acek Rudy" jadi "Acung Rugi". Kebetulan sedang gayeng adujari di WAG dengan Acek Rudy yang ternyata punya bisnis pengeras dan pelunak daging. Yang pertama sari pasakbumi, yang kedua sari daun pepaya.

Kamu tahu kan minat dan keahlian Acek Rudy?  

"Istriku kena karma, Bang," kata Frans mengadu tanpa di minta. 

"Jangan sembarangan omong kau," tegur Poltak.

"Ini serius, Bang."

Lalu Frans mulai cerita. Sambil mengembat goreng pisang spesial krenten bikinan Berta, istri tunggal Poltak.

Dua hari lalu, istri Frans mencak-mencak sambil lompat-lompat. Malam sebelumnya dia lupa menutup botol minyak kelapa merek "B***o" ukuran 2 liter. Pagi hari dia menemukan seekor tikus kecil berendam tanpa nyawa di dalamnya.

Sebagai warga Jalan Amat Buras yang elite, istri Frans ogahlah pakai minyak goreng bekas rendaman tikus. 

Saat istri Frans hendah membuang minyak goreng itu ke bak sampah depan rumah, lewatlah Mas Sarip, tukang sampah Jalan Amat Buras plus Gang Sapi khusus rumah Poltak.

"Jangan dibuang, bu, kasihkan saya aja," pinta Mas Sarip. Pikirnya, sayang banget buang benda cair mahal gitu.

"Jangan, mas Sarip. Ini udah kemasukan tikus kecil."

"Gak apa-apa, bu. Asal bukan bekas goreng tikus aja." Pikir Mas Sarip, tikus di rumah orang kaya pasti bersih dan wangi juga. Tak apalah.

Ya, sudah. Minyak goreng itu berpindah ke tangan Mas Sarip. "Itung-itung, amal " pikir istri Frans. Amal? Entahlah.

Tadi pagi, istri Frans beli gorengan dari Kang Mamat yang biasa lewat depan rumahnya.

"Tumben, minyak goreng Kang Mamat bening banget," kata istri Frans sambil ngremus dan ngunyah sepotong tempe goreng krispi.

"Iya, bu. Kemarin dapat beli murah minyak goreng bagus dari Mas Sarip," jawab Kang Mamat membanggakan diri.

"Nah, itu tergolong karma, kan, Bang?" tanya Frans pada Poltak, prihatin.

"Wah, karma? Aneh sekali. Coba aku chat Acek Rudy buat nanya," balas Poltak sambil memainkan jemari di kibor hapenya. (eFTe)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun