Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Admin Kompasiana yang Sok Tau

29 Agustus 2022   20:18 Diperbarui: 29 Agustus 2022   20:51 3150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya Kompasiana itu wahana terbaik bagi kamu untuk menjadi seperti yang kamu inginkan. 

Tapi naga-naganya kamu cenderung menjadi seperti yang  Admin K(ompasiana) mau. Karena itu kamu terdorong untuk menulis artikel yang aktual, bermanfaat, inspiratif, menarik, menghibur, atau unik. Atau gabungan dari dua atau lebih kriteria itu.

Agar lebih pas dengan apa maunya Admin K, maka kamu sangat rajin menulis artikel sesuai Topik Pilihan yang ditawarkan Admin K. Kamu lalu menjadi seorang kompasianer palugada dan merasa telah menaklukkan Acek Rudy. Padahal Acek tak merasa bersaing denganmu.

Targetmu adalah Artikel Utama. Sebab dengan capaian itu, kamu telah melampaui kinerja Pak Tjip, Acek Rudy, dan Engkong Felix yang meraih AU hanya dan hanya jika Admin K salah pencet.

Begitupun, kamu akan menulis artikel sesuai ketersedian sub-kanal di Kompasiana. Tak punya cukup nyali menulis artikel yang tak ada kategorinya. Misalnya menulis novel seperti Felix Tani, padahal sub-kanal novel telah dibuang. Itu namanya ngeyel!

Apakah salah menulis seturut apa maunya Admin? Bah, tentu saja tidak. Itu bahkan bisa mengantar kamu menjadi pemuncak K-Rewards. Bisa bikin Tante Vaksin atawa Capres 2024 ngiler sampai mengutuki artikelmu gak mutu. Bener gak sih?

Felix Tani itu, sepanjang pengamatan Engkong, adalah penyimpang sosial. Dia ogah menjadi seperti yang Admin K mau, atau menjadi seperti yang kamu mau. Itu sebabnya dia disebut kompasianer kenthir. Punya kecenderungan mbalelo pada kemauan Admin K.

Tapi gak selalu, sih, sebenarnya.

Ada kalanya Felix Tani itu jadi anak manis. Manut saja pada apa maunya Admin K.

Contohnya adalah artikel "Perempuan yang Baik Hati di Kereta Malam Jayabaya" (K. 24/8/2022). Semula artikel itu dimasukkan Felix Tani di sub-kanal "Love" pada kanal "Life". Sebab inti kisahnya memang cinta kasih, berdasar apa yang terjadi secara empirik. Bukan rekaan.

Tapi Admin K itu sok tau. Secara sepihak diubahnya sub-kanal artikel itu menjadi "Cerpen". Nah, itu artinya Admin K memvonis Felix Tani sebagai pembual, atau tukang buras, atau sekurangnya tukang rekayasa, bukan? Kejadian nyata itu dianggap Admin K sebagai cerita bohongan. Bah, Felux Tani tukang bohong.

Saya diberitahu Felix Tani bahwa dia minta opini Ayah Tuah mengenai kasus ini. Di luar dugaan, dengan argumentasi yang logis, Ayah Tuah justru mengamini keputusan Admin K. Artinya Ayah Tuah tertular virus ST (sok tau) juga dari Admin K.

Ya, sudahlah. Kalau Ayah Tuah sudah berfatwa, maka Felix Tani tak berkutik.  Diterimanyalah vonis Admin K bahwa artikel itu adalah sebuah "Cerpen".  Kendati dalam hati dia gondok menolak. Sekalinya nulis cerpen, kok ya hasil vonis.

Oh, iya. Apakah kamu tahu artikel-artikel Felix Tani itu  sebenarnya sama sekali  tidak informatif, tidak edukatif, dan tidak  juga menghibur? Artikel-artikel Felix Tani hanya terkesan begitu, tapi itu semu. Yang sebenarnya, artikel-artikel Felix Tani adalah provokasi, atau lebih buruk lagi agitasi.

Artikel ini contohnya. Lewat artikel ini, Felix Tani memprovokasi kompasianer untuk tak percaya pada Admin K. Masa "kisah nyata cinta" dibilangnya "cerpen".  Ayah Tuah setuju pula.

Oh, Ayah, "entah apa yang merasukimu". (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun